Pemerintah Kota Bekasi mempunyai cara berbeda untuk membuat nyaman para investor yang berinvestasi.
Diketahui, iklim investasi di Kota Bekasi terus meroket setiap tahunnya. Setiap sudut kota kini terdapat gedung-gedung pencakar langit.
Dengan demikian, tentu menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Bekasi untuk membuat nyaman para investornya.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku sudah mempunyai cara tersendiri untuk menjaga para investor agar tidak kecewa menaruhkan sahamnya di bumi patriot ini.
Salah satunya adalah dengan mengajak masyarakat cerdas dalam menyaring informasi melalui media sosial.
Apalagi kata Rahmat, menjelang pemilihan umum 2019, berita bohong atau hoax terus berseliweran di dunia maya.
“Jangan sampai kita terpecah belah karena satu pesan singkat melalui media sosial apapun. Saring sebelum sharing, kroscek dahulu,”ujarnya, Minggu (31/3/2019).
Menurut politisi Golkar ini, pengaruh berita bohong bisa menyebabkan disharmonisasi di lingkungan masyarakat sampai dengan antar umat beragama.
“Penduduk Kota Bekasi kini sudah beragam dari suku jawa sudah mencapai 40 persen, suku sunda, batak dan lainnya. Bahkan asli Bekasi hanya tinggal 38 persen. Ini menandakan adanya toleransi di kota ini,” beber Rahmat.
Dengan adanya toleransi yang cukup kuat, Wali Kota dua periode ini yakin akan ada berpengaruh pada laju pertumbuhan ekonomi.
Terbukti sikap toleransi yang dibangun masyarakat Kota Bekasi membuat nilai rata-rata pertumbuhan ekonomi diatas nasional.
“Rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional 5,2 persen. Kita di Kota Bekasi 5,8 persen diatas nasional. Kota Bekasi juga penyumbang pendapatan terbesar ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” jelasnya.
Ia menyampaikan, Dampak saat ini sangat terlihat dengan perkembangan kota yang terus maju, seperti susunan tata kota, dan infrastruktur.
“Apa si yang engga ada di Kota Bekasi, paket komplit semua ada. Terakhir wisata salju di Transpark Juanda. Makanya saya tegaskan agar suasana kerukunan ini terus dijaga. Kita tebas langsung isu isu yang bisa mengakibatkan fatalnya rusak sebuah toleransi, tebas hoax yang ada,” tandasnya.