Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota, Kombes Pol Indarto merefrensikan agar pemerintah daerah dapat menerjunkan tim medis dari Puskesmas di setiap kecamatan pada momen Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Indarto mengaku dalam waktu dekat akan melaporkan dan meminta kepada Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi untuk menerjunkan tim medis di setiap Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) saat proses rapat pleno penghitungan suara.
“Harus ada yang standby petugas kesehatan di PPK ini. Kalau dari kami tim medisnya kan terbatas, nanti kami akan lapor ke pak Walikota, agar puskesmas setiap kecamatan bisa merapat ke PPK,” kata dia, Rabu (23/4/2019).
Menurutnya, hal itu bertujuan agar para petugas yang berjaga seharian bisa terkontrol kondisi fisiknya, baik dari petugas kepolisian, anggota PPK, saksi, maupun petugas keamanan lainnya.
Indarto menyampaikan, saat ini terdapat tiga anggota kepolisian Polres Metro Bekasi Kota yang kondisi fisikya mengalami penurunan saat proses Pemilu 2019.
Ia membeberkan, penurunan fisik itu dikarenakan mereka kelelahan hingga tensi darahnya meningkat.
“Di Bantar Gebang ada satu tensi darah sudah 160, tapi masih bisa dipaksakan. Tapi ada tiga orang diatas 200 saya suruh pulang, kata dokter kami bahaya untuk dipaksakan,” bebernya.
Selain itu, terdapat juga tiga orang anggotanya harus di rawat ke rumah sakit dikarenakan sesak nafas dan tifus.
“Terus tiga orang lagi saat pengamanan, harus dilarikan kerumah sakit. Sakit sesak nafas dan tifus,” ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, setiap hari ada dokter dari Polres berkeliling melakukan pemeriksaan kesehatan kepada anggota kepolisian yang berjaga selama proses penghitungan suara Pemilu 2019.
“Kita ingin pastikan kondisi anggota agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan, setiap hari keliling dokter dari Polres ngecek kondisi fisik, khusudnya tensi ini. Karena proses ini masih panjang dan cukup melelahkan,” pungkasnya.