Termarjinalkan, 2 Kecamatan Ini Memilih Gabung ke Kota Bekasi

Ada dua kecamatan di Kabupaten Bekasi yang masyarakatnya lebih memilih ingin bergabung dengan Kota Bekasi.

Demikian diungkap anggota DPRD Kabupaten Bekasi yang juga calon legislatif (Caleg) dapil 2 Bekasi Utara, Kota Bekasi dari Partai Amanat Nasional (PAN), Muhtadi Muntaha.

Dijelaskan Muhtadi, dua kecamatan itu yakni Kecamatan Babelan dan Kecamatan Tarumajaya.

“Ya, keinginan ini muncul dari masyarakat di dua kecamatan itu di setiap saya menyapa dan mendengarkan aspirasi mereka,” ungkap Muhtadi.

Keinginan bergabung, menurut dia, salah satunya didasari kultur yang dimiliki masyarakat Kecamatan Babelan dan Tarumajaya (Kabupaten Bekasi) serupa dengan masyarakat Bekasi Utara (Kota Bekasi).

Selain itu, papar Muhtadi, alasan mendasar lainnya yakni masalah pemerataan pembangunan dan perhatian pemerintah daerah setempat.

“Alasannya kecewa dengan tidak seimbangnya pemerataan pembangunan, kemudian juga kurangnya perhatian pemerintah daerah setempat kepada masyarakat dua kecamatan itu. Ditambah lagi kultur (budaya) yang serupa,” bebernya.

Muhtadi mengungkap beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat di dua kecamatan itu ingin memisahkan diri dari Kabupaten Bekasi dan hendak bergabung dengan Kota Bekasi. Diantaranya, pemerataan pembangunan yang tidak seimbang, infrastruktur yang jomplang dengan wilayah Cikarang, jarak tempuh yang dekat dengan pusat Pemerintahan Kota Bekasi, dan soal Attaqwa yang harus mendapat super perhatian karena jasa-jasa besar KH Noer Ali untuk Bekasi.

“Faktor itulah yang memicu masyarakat di dua kecamatan lebih memilih bergabung dengan Kota Bekasi dan ingin memisahkan diri dari Kabupaten Bekasi,” ujar pria yang masih menjadi Sekretaris Komisi I DPRD Kabupaten Bekasi.

“Kultur yang sama dengan masyarakat Bekasi Utara (Kota Bekasi), menambah kuat tekad masyarakat Babelan dan Tarumajaya untuk bergabung dengan Kota Bekasi,”sambungnya.

Muhtadi pun menilai sangat realistis keinginan yang disampaikan masyarakat dua kecamatan itu, lantaran akibat akumulasi kekecewaan yang sudah berlangsung terlalu lama.

“Wajar kalo mereka ungkapkan aspirasinya, karena rasa kecewa itu sudah berkarat di dalam hati masyarakat di dua kecamatan itu,” pungkasnya.

(YES)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *