Inacoin Komitmen Kembangkan Aset Digital di Indonesia

  • Bagikan

Inacoin telah hadir selama kurung waktu 1,5 tahun di Indonesia. Inacoin berkomitmen hadir untuk untuk mengubah perekonomian yang ada di Indonesia.

President of INA Academy Riman mengatakan jika bukan hal yang mustahil aset digital di Indonesia akan berkembang dalam waktu beberapa tahun kedepan.

Riman mengungkapkan, Inacoin adalah aset digital buah karya Iwan Kurniawan. Ia adalah sosok yang telah sejak 1990 berkecimpung dalam dunia networking. Untuk turut membangun ekonomi kerakyatan Indonesia, Iwan menghadirkan Inacoin.

“Teknologi Inacoin lebih baik dari Bitcoin walaupun sama-sama menggunakan X11, karena ada tambahan teknologi lainnya juga,” katanya dalam Grand Ina Business Opportunity Bekasi, Saving Smart for a Bighter Future, di Hotel Amaris, Kota Bekasi, Minggu (1/9/2019).

Ia menjelaskan, dari 18 juta suplai yang dimiliki Inacoin, enam juta coin sudah beredar dalam waktu 1,5 tahun sejak Inacoin launching. Sementara Bitcoin dengan suplai 21 juta telah beredar di seluruh dunia.

Menurut Riman, perlu kesabaran dalam membangun aset digital. Konsep Inacoin terdiri dari empat poin yakni Staking, Mining, Trading, dan Networking.

Inacoin Komitmen Kembangkan Aset Digital di Indonesia
Foto bersama President of INA Academy Riman di Grand Ina Business Opportunity Bekasi, Saving Smart for a Bighter Future, di Hotel Amaris, Kota Bekasi, Minggu (1/9/2019).

“Inacoin harganya akan terus naik. Dulu tahun 2018 harganya Rp15.000, sekarang harganya sudah naik Rp1.355.000. Berarti kenaikannya sekarang sekitar 9.900 persen,” jelas Riman.

Di tempat yang sama, Efrifo Putra selaku Vice President of INA Academy menjelaskan, perekonomian dunia terus berkembang bersama kemajuan alat tukar.

Jika pada zaman dahulu perdagangan dilakukan dengan cara barter, kemudian berubah dengan ditemukannya uang logam, emas dan perak, hingga uang kartal.

“Di era sekarang ini sudah ada aset digital, dan transaksi digital sudah biasa kita lakukan seperti membeli pulsa handphone, token listrik, dan pembayaran saat masuk tol,” katanya.

Rifo sapaan akrabnya menambahkan, transfer uang kartal juga mulai mengalami hambatan seiring adanya regulasi perbankan. Apalagi, setiap negara memiliki regulasi perbankannya masing-masing.

“Inacoin kita sebut sebagai emas versi kedua. Crypto aset digital adalah desentralisasi tidak terpusat ke satu perusahan atau di satu titik, jaringannya peer to peer. Diproduksi dengan memecahkan soal matematika berdasarkan cryptography,” ucapnya.

(MYA)

  • Bagikan