Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau langsung proses pembangunan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) di Km 10, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (22/9/2019).
Dalam tinjauannya itu, Menhub Budi Karya melakukan observasi tentang peningkatan layanan yang ada di sepanjang Tol Japek II Elevated.
Ia mengatakan, perjalanan Jakarta-Bandung selama ini membutuhkan waktu 4-5 jam. Dengan adanya Tol Japek II Elevated, Budi berkeinginan dapat memangkas waktu sampai 2 jam.
“Artinya perjalanan dari Jakarta menuju Bandung bisa hanya membutuhkan waktu 2 jam atau minimal kurang dari 3 jam,” kata Budi kepada wartawan.
Menurutnya, pemangkasan waktu itu bisa dilakukan dengan perencanaan yang baik dari masing-masing pihak yang mengelola Tol Japek II Elevated ini.
“Misalnya harus direncanakan siapa saja (kendaraan golongan) yang bisa naik ke Tol Elevated, siapa yang bukan, ini menjadi penting,” ujarnya.
“Ini menjadi konsen kita agar kondusifitas antara Jakarta-Bandung, Jakarta-Kertajati dan karawang lebih baik,” sambungnya.
Masing-masing managemen dari Jasa Marga, Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) dan dari pihak yang membangun dalam hal ini PT Waskita agar konsen dalam pengerjaan Tol Japek II Elevated.
“Saya berpesan kepada teman-teman yang akan mengoperasikan, karena proyek elevated ini di ketinggian 6 meter, safety harus diperhatikan, artinya hal-hal yang detail keselamatan dalam kolaborasikan dan skenario tentang kejadian apapun bisa dilakukan sehingga kita bisa plan a plan b bagiaman arus lalu litas, bagiaman memberikan rekomendasi bagi para pengendara,” imbuh Budi.
Budi juga menekanakan agar proyek pembangunan Tol Japek II Elevated ini bisa di operasikan pada saat perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) akhir tahun ini.
Direktur Utama PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek (JJC) selaku pengelola Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) Djoko Dwijono menambahkan jika progres pengerjaan proyek ini sudah mencapai 96,5 persen.
“Nanti akan ada uji beban dan uji layak fungsi yang akan kami rekomendasikan dulu kepada Kementerian Perhubungan. Initinya pada bulan Desember 20-19 bisa di operasikan,” ungkap Djoko.
Menuruntya, proyek krusial yang selama ini dalam kondisi kritis sudah dapat teratasi seperti halnya pengerjaan kontruksi Steel Box Girder (SBG) di Km 17, Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Jumlah SBG dari jalan tol layang sepanjang 36,40 Km sudah berhasil dinaikan lebih dari 2.500 unit dengan dimensi yang berbeda-beda.
Dengan selesainya pengangkatan SBG juga menandakan penyelesaian konstruksi masih sesuai dengan target, yaitu pada akhir September 2019.
“Selesai proyek jalan tol layang yang menurut saya terpanjang di Indonesia ini pada akhir bulan September atau pada bulan Oktober 2019,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Waskita yang diwakili oleh Bambang Hariyanto mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan uji coba beban dan layak fungsi.
“Uji beban akan kita laksanakan pada tanggal 23 September 2019, ada 16 truk masing-masing mempunyai berat 40 ton, bertahap kita lakukan uji layak operasi. Insyaallah semua selesai Oktober dan optimis November akhir atau Desember bisa di operasikan,” singkatnya.