Kebutuhan Baja Tinggi, PT Tata Metal Lestari Bakal Tambah Produksi Baja dalam Negeri

  • Bagikan
Kebutuhan Baja Tinggi, PT Tata Metal Lestari Bakal Tambah Produksi Baja dalam Negeri
Staf Khusus Menteri Bidang Investasi dan Hubungan Antarlembaga pada Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan menunjukan salah satau bahan baja milik PT Tata Metal Lestari

Pemerintah saat ini sedang menggenjot infrastruktur di sejumlah wilayah Indonesia melalui program pembangunan strategis nasional. Bahkan, rencananya Ibu Kota Indonesia di DKI Jakarta akan dipindah ke Kalimantan Timur.

Namun, saat ini pemerintah sendiri telah fokus untuk melakukan pembangunan proyek strategis nasional dimana Presiden Joko Widodo juga telah memerintahkan untuk segera menuntaskan proyek pengerjaan Tol Trans Sumatra.

Sayangnya, kemampuan produksi industri baja di Indonesia baru mencapai 6-7 juta ton per tahun. Sedangkan, total kebutuhan domestik mencapai 13-14 juta per tahun.

Dengan demikian, saat ini kebutuhan baja di dalam negeri masih ditopang impor, terutama dari negeri tirai bambu alias Tiongkok.

Staf Khusus Menteri Bidang Investasi dan Hubungan Antarlembaga pada Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan menunjukan salah satau bahan baja milik PT Tata Metal Lestari
Staf Khusus Menteri Bidang Investasi dan Hubungan Antarlembaga pada Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan menunjukan proses pembuatan baja milik PT Tata Metal Lestari

Dilatari kondisi seperti itu, PT Tata Metal Lestari, pabrik “continuous coating line” untuk baja lapis zinc- alumunium dengan merek Nexalume, digadang-gadang akan menambah produksi baja di dalam negeri.

PT Tata Metal Lestari‎ yang berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat ini, produksi sebesar 225.000 ton per tahun dan menelan investasi sebesar Rp 1,5 triliun.

Pabrik baja ringan ini akan beroperasi secara resmi mulai 9 Oktober 2019 mendatang dan diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan infrastruktur dan konstruksi nasional, khususnya dalam hal ketersediaan bahan baku baja lapis zinc- aluminium di Indonesia.

Untuk ancang-ancang peresmian, Staf Khusus Menteri Bidang Investasi dan Hubungan Antarlembaga Kementerian Perindustrian (Kemenperin), I Gusti Putu Suryawirawan langsung melakukan kunjungan kerja ke PT Tata Metal Lestari.

Kebutuhan Baja Tinggi, PT Tata Metal Lestari Bakal Tambah Produksi Baja dalam Negeri
Staf Khusus Menteri Bidang Investasi dan Hubungan Antarlembaga pada Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan saat meninjau produksi pembuatan baja di PT Tata Metal Lestari

Kunjungan Putu untuk memastikan kesiapan operasional produksi yang dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan industri baja dalam negeri.

“Kemampuan produksi 6-7 juta ton pertahun. Sedangkan, kebutuhan domestik 13-14 juta ton per tahun. Ada keterbatasan produksi, kita ambil dari luar negeri. Kita juga butuh pengendalian impor baja,” ujar‎ I Gusti Putu Suryawirawan‎, saat kunjungan di PT Tata Metal Lestari, Lippo Cikarang, Jumat (4/10/2019).

PT Tata Metal Lestari merupakan perluasan usaha Tatalogam Group, yang selama 25 tahun telah berkontribusi sebagai produsen genteng metal dan baja ringan yang teruji.

Menurut Vice President PT Tata Metal Lestari, ‎Stephanus Koeswandi, saat ini Tatalogam Group sudah merambah ke industri hulu.

“Pabrik ini merupakan bukti bahwa Tatalogam Group sudah berhasil berekspansi ke industri hulu. Awalnya, sebagai pemain di industri hilir, yaitu produsen genteng metal dan baja ringan. Saat ini, sudah meningkat sebagai produsen bahan baku genteng metal dan baja ringan,” kata Stephanus Koeswandi.

‎Dia menjelaskan, keberhasilan Tatalogam Group ini tidak terlepas dari peran dan dukungan dari Kementerian Perindustrian, yang konsisten membina industri dalam negeri terutama di sektor industri baja nasional.

“Hampir semua negara di dunia ini mendambakan memiliki industri baja yang kuat dan tangguh,” sambungnya.

Kebutuhan Baja Tinggi, PT Tata Metal Lestari Bakal Tambah Produksi Baja dalam Negeri
Staf Khusus Menteri Bidang Investasi dan Hubungan Antarlembaga pada Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan bersama Vice President PT Tata Metal Lestari, ‎Stephanus Koeswandi menunjukan hasil produksi baja ringan milik PT Tata Metal Lestari

Menurutnya, industri baja adalah “ibu segala industri”. Kemajuan industri baja pasti memicu penguatan sektor industri lainnya di suatu negara.

Pabrik ini telah dilengkapi dengan mesin canggih, modern dan berstandar Industri 4.0. Mesin produksi PT Tata Metal Lestari beroperasi secara otomatis, berbasis teknologi DNA (Device, Network, Application).

Teknologi ini juga menjamin tingkat akurasi, kecepatan dan standar yang konsisten bagi semua produk yang dihasilkannya.

“Mesin PT Tata Metal Lestari mampu memproduksi baja hingga ketebalan 2,5 mm. Kami juga mempunyai program soal membangun rumah dalam waktu singkat yaitu selama 5 hari dengan para pekerja yang sudah bersertifikat,” pungkasnya.

(MYA)

  • Bagikan