Densus Bawa 3 Plastik Hitam dari Kediaman Terduga Teroris di Bekasi

Terduga Teroris Ngaku Kerja di Panti Rehabilitas Narkoba
Terduga Teroris Ngaku Kerja di Panti Rehabilitas Narkoba

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri membawa tiga plastik hitam sebagai barang bukti saat menangkap terduga pelaku makar Ahmah Biriawan.

Ahmad Biriawan digarap Densus di kediamannya Kavling Agraria, Jalan Melon Nomor 10, RT 03/26, Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (20/10/2019) pagi tadi.

Ahmad Biriawan merupakan jaringan dosen nonaktif Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith sebagai otak dibalik rencana teror pada aksi Mujahid 212 pada, Sabtu (28/9/2019) lalu.

“Yang saya lihat tadi Densus bawa tiga kantong kresek hitam setelah menangkap dan menggeledah rumah pelaku,” ungkap Sri Astuti (54), warga RT 02/26 Kavling Agraria.

Sri Astuti adalah warga yang juga istri dari Ketua RT 02/26. Ia menjelaskan bahwa sebelumnya Densus telah menghubunginya perihal rencana penangkapan Ahmad Biriawan.

“Karena bukan warga RT kami jadi kami tidak ikut, sudah dihubungi sejak pukul 04.00 WIB. Saya cuma pas penangkapan cuma lihat saja,” ujar dia.

Sri Astuti tidak mengetahui detail sosok dari Ahmad Biriawan. Namun yang ia tahu, pria yang diperkirakan berusia 50 tahun lebih itu mempunyai sifat yang tidak seperti warga lainnya.

“Orangnya itu galak, kan ada pohon anggur di depan rumahnya, waktu itu ada yang petik anggur, dia marah-marah gak jelas seperti orang gila,” katanya.

Bahkan, Ahmad Biriawan juga mengaku kepada warga sekitar mempunyai keluarga dari Badan Inteligen Nasional (BIN).

“Kayak orang gila deh, waktu itu pernah marah-marah sampai keluarin pistol. Juga dia kalau keluar rumah sering pakai seragam loreng (seperti pakaian anggota TNI), ngomong katanya keluarga besar BIN dan banyak Jendral,” imbuhnya.

Kekinian juga, tidak sedikit pesanan online yang dikirim kerumahnya yang belantai dua dengan pagar berwarna hitam itu.

“Itu kan rumah bukan punya dia, itu rumah punya kakaknya, kosan juga punya kakaknya, dia cuma tinggal saja disanah dari tahun 2015. Banyak paket kiriman baru-baru ini cuma saya enggak tahu isinya yah,” ungkapnya lagi.

Pantauan suara.com, rumah yang ditinggali Ahmad Biriawan tidak di garis polisi. Bahkan terlihat tidak ada aktifitas dirumahnya itu.

Ketua RT 03, Nyoman Adiwirawan (58) mengatakan jika penangkapan terhadap warganya itu terjadi pukul 06.10 WIB. Terdapat tiga mobil anggota dengan belasan personel yang dilengkapi senjata laras panjang.

“Jam 05.40 WIB saya sudah dihubungi pihak polisi jika ada penangkapan. Kebetulan saya masih ada pengajian, pukul 06.10 WIB saya ke lokasi pelaku sudah di borgol,” kata Nyoman.

Nyoman mengaku, sejak menjadi Ketua RT pada bulan Juli 2019 lalu, ia baru mengetahui sosok Ahmad Birawan. Sebab, selama ini terduga pelaku tidak aktif di lingkungan jika ada kegiatan RT/RW.

“Yang saya tahu itu istrinya saja, Saya baru lihat pelaku ya semenjak penangkapan ini baru lihat mukanya,” ungkapnya.

Kekinian diketahui, Ahmad Biriawan merupakan jaringan Abdul Basith yang merupakan otak pemasok bom molotov saat aksi Mujahid 212, Sabtu (28/92019) dan sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Dosen IPB itu bukan saja sebagai pemasok, dia juga memproduksi dengan dibantu rekannya berinisial S alias L.

Lewat L dan OS yang bertugas mencari dana untuk eksekutor di lapangan, mereka merekrut JAF, AL, NAD, dan SAM, YF, ALI dan FEB.

Kepada polisi, Abdul Basith mengaku berencana meledakkan bom-bom itu di sejumlah titik di Jakarta jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi dan Ma`ruf Amin.

Bahkan belakangan, sebuah fakta baru lainnya terungkap. Bom-bom molotov hasil produksinya tersebut akan digunakan untuk meledakkan gerai Indomaret di Jakarta.

(MYA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *