Bekasi  

Cuaca Buruk Makan Korban, Polisi Larang Operasional Perahu Pariwisata di Jembatan Cinta

Satu Perahu Pariwiasata Jembatan Cinta terbalik ketika hendak menuju sungai rindu, puluhan wisatawan lokal tenggelam.
Foto hanya ilustrasi

Polsek Tarumajaya mengintruksikan sementara kepada pengelola lokasia pariwisata jembatan cinta untuk tak mengoperasionalkan perahu pengangkut wisatawan yang berlibur.

Hal ini menyusul adanya korban jiwa dari insiden terbaliknya perahu pariwisata yang mengangkut puluhan wisatawan lokal dari jembatan cinta menuju sungai rindu.

“Disisi lain karena memang cuaca sedang buruk jadi kami intruksikan (pengelola pariwisata) agar tidak mengangkut penumpang ke wilayah yang jauh dari daratan,” kata Arif, Minggu (6/12/2020).

Kendati, polisi tidak melarang apabila pengelola pariwisata hanya mengangkut wisatawan lokal yang menyusuri aliran sungai disekitar jembatan cinta.

“Kalau untuk sampai ke sungai rindu tidak diperkenankan, agar tidak ada lagi korban jiwa, kondisi cuaca sedang tidak bagus dan angin kencang juga,” imbuhnya.

Arif mengemukakan, seluruh korban yang berjumlah 23 orang telah dievakuasi. Namun, satu diantaranya meninggal dunia yaitu balita bernama Anif.

“Semua sudah berhasil dievakuasi dan balita meninggal dunia,” kata Arif saat dikonfirmasi.

Berdasarkan keterangan yang ia kumpulkan, saat itu perahu dengan kondisi overload. Ditambah lagi nahkoda kapal kayu tersebut belum cukup umur.

“Kondisi cuaca cukup buruk ada angin kencang, informasinya juga perahu ada yang mengangkut dari dalam lumpur,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, perahu pariwisata di Desa Samudra Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, terbalik saat mengangkut puluhan pengunjung. Satu balita bernama Anif (3) dinyatakan meninggal dunia.

Warga setempat yang menyaksikan isiden tersebut, Hasim mengatakan bahwa peristiwa terjadi pada pukul 11.30 WIB tadi. Kala itu, perahu hendak menuju ke Sungai Rindu.

“Ada 23 orang dalam perahu tenggelam, saat itu menuju ke SUngai Rindu,” kata Hasim, Minggu (6/12/2020).

Perahu kayu itu diduga tak kuat menahan terjangan angin yang cukup kencang sehingga terbalik menyebabkan seluruh penumpangnya tenggelam ke sungai.

Melihat insiden itu, Hasim bersama warga lain langsung menceburkan diri ke sungai untuk membantu mengevakuasi pengunjung yang tak bisa berenang.

“Setelah proses membantu ternyata ada yang hilang balita usia tiga tahun, tak alama ditemukan dalam kondisi kritis,” ungkapnya.

Oleh warga, balita tersebut dibawa ke Rumah Sakit Hospital Tarumajaya untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, tuhan berkehendak lain, balita tak berdosa itu meninggal dunia.

(SHY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *