Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi tak ingin alias ogah meniru cara Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Kabupaten dengan menutup untuk pelayanan umum atau Non Covid-19.
Ia tak akan memerintah agar RSUD dr Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi menerapkan hal seperti itu, meski kasus Covid-19 terus mengalami lonjakan di wilayahnya.
“Saya enggak mau. Saya kasih target setinggi-tingginya 75 persen buat Covid-19, 25 persen Non covid,” kata Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, Kamis (1/7/2021).
Menurut Rahmat, Pemerintah Kota Bekasi saat ini telah mengambil opsi yang tepat dengan membangun tenda darurat sebagai triase di halaman parkir RSUD.
Kekinian, jumlah tenda darurat di RSUD Kota Bekasi mencapai 10 unit. Itu dianggap mampu untuk menampung pasien yang datang membutuhkan pertolongan medis.
“Di sini sudah kita tambah, triase, IGD-nya juga udah kita tambah, rumah sakit swasta kita minta 40 persen kapasitas,” ungkapnya.
Untuk meminimalisir jumlah pasien Covid-19. Rahmat juga meminta seluruh elemen masyarakat mematuhi protokol kesehatan sebagai upaya memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19.
Diantarnya dengan menerapkan pola 5M, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan.
Sebelumnya diberitakan ruang instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat untuk sementara tidak menerima pasien non-Covid-19. Hal itu karena saat ini tingkat keterisian ruangan itu sudah mencapai 100 persen.
“Khusus IGD ya, mulai hari ini hanya bisa melayani pasien Covid-19, bagi pasien non-Covid-19 bisa ke klinik terdekat,” kata Direktur Utama RSUD Kabupaten Bekasi dr Sumarti.
Dia mengatakan, pasien Non Covid-19 tetap akan dilayani, namun tidak di ruang IGD. Pihaknya telah menyiapkan poliklinik khusus hingga skema merujuk pasien ke rumah sakit terdekat.
“Tetap boleh masuk, kami sudah menyiapkan jalur khusus menuju atas (poliklinik) agar tidak kontak langsung dengan pasien Covid-19. Kalau ada pasien non-Covid yang kondisinya sudah kritis, kami juga sudah siapkan rujukan,” kata Sumarti.
(ADV/FIR)