Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi memberikan sinyal baik pemberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen yang direncanakan digelar April 2022 mendatang.
Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah mengatakan pertimbangan tersebut diputuskan setelah melihat progres vaksinasi dan kasus Covid-19 yang mulai melandai.
“Iya, PTM 100 persen bisa dilaksanakan. Kasus sudah melandai dan capaian vaksinasi sudah lebih 70 persen. Sekolah juga sudah punya satgas yang ketat,” ucap Alamsyah saat dikonfirmasi, Rabu (23/3/2022).
Meski demikian, pihak sekolah harus mempersiapkan beberapa hal sebelum PTM 100 persen dilaksanakan, seperti memeriksa kembali protokol kesehatan di sekolah.
“Recheking kesiapan sekolah dalam hal prokes, kemudian monev (monitoring dan evaluasi) berkala,” katanya.
Mana kala nantinya terdapar satu siswa yang terkonfirmasi positif, maka sekolah tersebut harus segera ditutup sementara.
“Iya sekolah ditutup sementara kalau ada yang terkonfirmasi positif, kemudian evaluasi lagi persentasi berapa yang terpapar, kalau masif (pembelajaran) kembali daring,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Carwinda mengatakan kini PTM di Kabupaten Bekasi masih berlangsunh secara terbatas dengan kapasitas 50 persen.
“PTM 50 persen sudah kita laksanakan sejak sekitar dua minggu yang lalu, nah saya berharap awal April ini lah bisa 100 persen. Karena siswa dan guru sudah mendapatkan vaksinasi dosis kedua,” katanya.
Jika diperbolehkan menggelar PTM 100 persen, Dinas Pendidikan akan mengusulkan rencana tersebut ke Bupati Bekasi.
“Di Jakarta kan sudah 100 persen PTM ya, karena di kita juga aman, jadi apakah mungkin kita usulkan ke Pak Bupati lewat Satgas Covid-19. Kalau boleh PTM 100 persen, ya kita jalani,” ungkapnya.
Dia mengatakan, sampai saat ini tidak ada siswa yang dikabarkan terkonfirmasi positif Covid-19 sejak PTM 50 persen diberlakukan kembali. Kalau pun ada, kata Carwinda, pihaknya meminta sekolah untuk menghentikan sementara PTM.
“Sampai saat ini tidak ada laporan kaitan siswa yang terpapar, kalaupun ada, kita sudah ada SOP-nya, kita hentikan selama empat hari, kemudian yang berhubungan langsung kita lakukan swab,” ucapnya.