Bekasi  

20 Bulan Diburu Polisi, Dua dari Enam Pelaku Pengeroyokan Remaja di Tambun Ditangkap

Jual Motor di Monas, Trio Begal Dicokok Polisi
Ilustrasi borgol

D dan AG, dua dari enam tersangka pembacokan kepada almarhum DA (14) akhirnya ditangkap polisi setelah buron selama 20 bulan.

Kasus tewasnya DA sendiri terjadi saat ia pamit kepada ayahnya untuk membeli mi goreng, Senin (4/4/2022) pukul 23.30 WIB. Usai pamit, DA justru tidak kembali dan jadi korban aksi penggeroyokan.

“Dua dari enam pelaku D dan A ditangkap di dua tempat terpisah. Pelaku D ditangkap saat berada di rumah mertuanya di Desa Srimukti dan pelaku AG ditangkap di warung internet (warnet),” kata Kanit Polsek Tambun Iptu Putu Agum Guntara dalam keterangannya, Jumat (12/1/2024).

Penangkapan dua tersangka itu terjadi setelah pihak Polsek Tambun kembali mengembangkan kasus tersebut.

Setelah menggali informasi dari sejumlah pihak, polisi langsung bergerak dan menangkap dua pelaku.

“Kami mengeluarkan surat penangkapan dan penyelidikan. Setelah mendapat informasi adanya dua orang yang sempat melarikan diri kembali ke Bekasi, langsung kami melakukan penangkapan,” kata Agum.

Dua tersangka itu langsung dibawa ke Polsek Tambun. Sementara empat pelaku lain, masih diburu dan identitasnya pun sudah didapat polisi.

“Semoga empat pelaku lainnya secepatnya segera kami tangkap, agar nantinya kasus penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia dapat semua terungkap,” ucap Agum.

Adapun peristiwa tewasnya DA terjadi saat ia pamit kepada ayahnya untuk membeli mi goreng pada Senin (4/4/2022) malam hari pukul 23.30 WIB.

Usai pamit, DA justru tak pernah kembali ke rumah. Keluarga kemudian diberi kabar bahwa DA telah tergeletak bersimbah darah.

“Saya kasih dia beli itu (mi goreng), tiba-tiba dikabarin sama temannya jam 01:30 WIB, anak saya sudah tergeletak,” kata ayah DA, Nurdin, kepada wartawan, Selasa (5/4/2022) silam.

Setelah menerima kabar tersebut, Nurdin membawanya putranya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi.

Namun, nyawa DA tidak tertolong ia dinyatakan meninggal dunia dengan kondisi luka lebam di sekujur tubuh yang diduga akibat hantaman benda tumpul.

“Di mata sama dada lebam, yang di dada itu sudah hancur di dalam, jadi sudah sempat keluar darah dari hidung. Yang paling parah itu mata, karena dihajar pakai balok,” kata Nurdin.

Menurut Nurdin, putranya itu merupakan korban salah sasaran para pelaku tawuran.

“Kalau menurut saya salah sasaran, karena anak saya alhamdulillah enggak pernah ikut tawuran. Anak saya (ikut) pesantren, rajin ngaji juga, belum pernah anak saya tawuran,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *