Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Bekasi-Karawang (BAKAR) berdemo untuk menuntut Presiden Joko Widodo mengembalikan tatanan demokrasi yang terancam di depan kampus Unisma Kota Bekasi, Selasa (6/2/2024).
Salah satu perwakilan mahasiswa yakni Aditya Syahran menuturkan, aksi demo mereka adalah kritik atas kinerja Joko Widodo yang dianggap telah melanggar konstitusi.
“Kami mengkritik bahwa Presiden melanggar sumpah jabatan secara konstitusi. Pejabat publik harus bersikap adil terhadap masyarakat,” jelas Aditya di sela aksinya di depan Kampus Unisma, Selasa.
“Namun, pada saat ini, presiden tidak lagi pejabat publik, presiden hanya menjadi seseoramg yang mementingkan satu golongan keluarga untuk melanggengkan kekuasaannya,” ucap Aditya lagi.
Dalam aksi itu, mereka turut membagikan selembaran kertas yang berisi lima dosa Joko Widodo selama menjabat sebagai Presiden Indonesia di periode keduanya.
Dosa pertama yang menurut mereka telah dilakukan oleh Jokowi adalah mendukung salah satu capres yang terlibat dalam pelanggaran HAM.
Yang kedua, mereka mengkritik soal dinasti politik yang mereka anggap melanggar etika, moralitas, berbangsa dan bernegara.
Mahasiswa tersebut berulang kali mengucapkan bahwa Jokowi sedang membangun sebuah dinasti politik.
Salah satu yang paling mereka soroti adalah pencalonan putra sulung Jokowi, Gibrang Rakabuming Raka yang menjadi calon wakil presiden dan berpasangan dengan Prabowo Subianto.
“Politik dinasti adalah salah satu upaya penguasa untuk melanjutkan kekuasaannya dengan berbagai cara. Jokowi memang tidak melanggar hukum, tapi Jokowi melanggar etika moralitas, moralitas, berbangsa dan bernegera,” tegas Aditya.
Dosa ketiga yang dilakukan oleh Jokowi adalah dengan menghidupkan orde baru. Ia menilai, cita-cita reformasi yang telah dilakukan tahun 1998 dianggap gagal karena proses demokrasi saat ini tidak lagi berlangsung secara baik.
“Cita-cita reformasi adalah menciptakan demokrasi yang seadil-adilnya, yang berkualitas. Namun hari ini, terancam kemunculan neo orba, cita-cita reformasi terancam,” ucap dia.
Dosa keempat adalah pelemahan dalam proses pemberantasan korupsi.
Mahasiswa menilai, dengan sikap ketidaknetralan yang ditunjukkan oleh Jokowi, turut berpengaruh besar terhadap praktik korupsi yang akan terjadi di masa mendatang.
“Yang kelima, abai kepada kesejahteraan masyarakat. Pejabat publik dan kepentingan yang seharusnya diberikan kepada rakyat, malah saat ini dipolitisasi, contohnya adalah bansos,” tutup dia.
Sementara itu, dalam aksi demo tersebut, para mahasiswa turut membentangkan spanduk berisi kalimat protes.
Mereka juga membawa gambar wajah Jokowi yang dicetak di sebuah kertas putih dan membakar ban sebagai aksi protes.
Di momen ketika ban dibakar, mahasiswa itu lalu melempar gambar Jokowi ke sisa api pembakaran ban.