Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengambil alih proses pembongkaran pagar laut di Kabupaten Bekasi jika pihak yang bertanggung jawab tidak segera menyelesaikannya.
Pernyataan tersebut disampaikan menyusul keluhan para nelayan yang aksesnya masih terhalang pagar bambu di laut utara Bekasi.
Pagar bambu tersebut merupakan milik PT Tata Ruang Pelabuhan Nusantara (TRPN) dan PT Mega Agung Nusantara (MAN). Menurut Dedi, seharusnya pihak perusahaan sudah melakukan pembongkaran secara mandiri sesuai komitmen sebelumnya.
“Pagar bambu Bekasi kalau belum selesai kan itu kemarin akan dibongkar sendiri, atas kesadaran sendiri. Tapi kalau nanti lama ya kita bongkar saja,” kata Dedi, Rabu (16/4/2025), dikutip dari CNN Indonesia.
Gubernur juga menjelaskan bahwa persoalan pagar laut secara hukum berada di bawah wewenang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Namun, apabila terjadi keterlambatan, Pemprov Jabar akan berkoordinasi langsung dengan Kementerian untuk mempercepat pembongkaran.
“Kalau mengalami perlambatan, saya akan koordinasi dengan Kementerian Kelautan. Nanti Pemprov bersedia untuk bantu pembongkaran,” ungkapnya.
Keluhan keras disampaikan oleh para nelayan tradisional, termasuk Muhammad Ramli (42), warga Kampung Paljaya, Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya.
Ia mengatakan bahwa pagar bambu masih membatasi jalur nelayan dalam mencari ikan, meskipun sebagian kecil pagar sempat dibongkar.
“Pembongkaran waktu itu cuma di bagian dekat daratan reklamasi saja. Itu juga cuma seremonial, setelah itu berhenti,” ujar Ramli, Ahad (13/4/2025).
Sebelumnya, pembongkaran simbolis dilakukan oleh PT TRPN pada 11 Februari 2025 di hadapan Dirjen PSDKP KKP Pung Nugroho Saksono dan Kepala DKP Jabar Hermansyah. Namun sejak saat itu, tidak ada tindak lanjut signifikan.
Pagar laut tersebut telah lama menjadi kendala utama nelayan tradisional Bekasi. Mereka kesulitan mengakses wilayah tangkapan ikan karena lautan dibatasi deretan batang bambu yang belum sepenuhnya dicabut.
Selain membatasi ruang gerak, situasi ini juga mengancam penghidupan keluarga nelayan yang sepenuhnya bergantung pada laut.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.