Bekasi  

Tembus Rp100 Ribu per Kg, Harga Jengkol Saingi Daging Sapi

Kota Bekasi - Pedagang Jengkol di Pasar Baru Bekasi
Pedagang Jengkol di Pasar Baru Bekasi

Kabupaten Bekasi — Harga jengkol di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bekasi, melonjak drastis hingga mencapai Rp90 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram.

Kenaikan ini menjadikan jengkol hampir setara dengan harga daging sapi beku, dan jauh melampaui harga daging ayam.

Kepala Bidang Pengendalian Barang Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yenti, mengatakan bahwa lonjakan harga ini telah terjadi lebih dari sepekan terakhir dan merata di hampir seluruh pasar tradisional wilayah setempat.

“Harga jengkol saat ini lebih kepada mendekati harga daging sapi. Bahkan lebih mahal dari harga daging ayam,” ujar Helmi, akhir pekan lalu.

Pasokan Seret, Pohon Jengkol Belum Panen

Penyebab utama melonjaknya harga jengkol adalah kelangkaan stok di pasaran.

Menurut Helmi, hal ini disebabkan oleh kondisi pohon jengkol yang masih berbunga dan belum berbuah, sehingga pasokan dari sentra produksi seperti Lampung, Bengkulu, dan Jawa menurun drastis.

“Informasi dari para bandar, pohonnya masih berbunga. Petani lokal pun mengalami kondisi yang sama,” jelas Helmi.

Pasar-pasar di Bekasi, termasuk Pasar Cibitung dan Pasar Tambun, biasanya mengandalkan pasokan dari luar daerah. Namun dalam beberapa pekan terakhir, volume jengkol yang masuk anjlok tajam.

Tak Masuk Komoditas Pokok, Tapi Dampaknya Luas

Meski jengkol tidak termasuk komoditas pokok dan tidak masuk dalam komponen penghitungan inflasi, kelangkaannya tetap menimbulkan dampak signifikan, terutama bagi pelaku UMKM dan pedagang makanan seperti penjual nasi uduk yang menjadikan jengkol sebagai menu andalan.

Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi menyatakan telah berkoordinasi dengan bandar untuk memantau situasi dan memprediksi stabilisasi harga dalam dua bulan ke depan, saat panen raya diperkirakan mulai berlangsung.

“Diperkirakan Agustus nanti sudah mulai panen, sehingga harga akan kembali turun,” imbuh Helmi.

Pedagang: Harga Naik Tiap Pekan, Pembeli Menyusut

Seorang pedagang di Pasar Tambun, Ami (30), membenarkan tren kenaikan harga jengkol. Ia menyebut bahwa harga naik hampir setiap minggu sebesar Rp5.000 per kilogram sejak awal Juli.

“Harga sekarang Rp90 sampai Rp100 ribu. Pembeli mulai sepi, yang beli cuma rumah makan atau pelanggan tetap. Pembeli biasa paling minta setengah kilo, bahkan seperempat,” ungkap Ami.

Lonjakan harga jengkol menambah daftar komoditas pangan yang mengalami fluktuasi harga pada pertengahan tahun, meski bukan termasuk bahan pangan strategis.

Pemerintah daerah diimbau untuk memperkuat rantai pasok pangan alternatif dan meningkatkan produksi lokal guna mencegah gejolak harga serupa di masa depan.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *