Kota Bekasi — Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) terus mendorong peningkatan kesiapan generasi muda menghadapi dunia kerja internasional.
Salah satu terobosan yang diperkenalkan adalah program Class Migran, yang baru saja dikenalkan langsung oleh Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, saat mengunjungi Sekolah Rakyat Menangah Atas 13 Bekasi, di Bekaai Timur, Kota Bekasi, Kamis (14/8/2025).
Sekolah ini menjadi percontohan implementasi program Class Migran. Program ini menyasar siswa sejak kelas 10 (SMA) melalui kegiatan ekstrakurikuler.
“Jadi hari ini saya sengaja mengunjungi SMA 13 Bekasi yang merupakan rintisan Sekolah Rakyat. Di sini ada 180 siswa, dan tadi saya memberi motivasi kepada adik-adik kita agar mereka punya kepercayaan diri dan semangat,” ujar Menteri Abdul Kadir Karding kepada wartawan, Kamis.
Class Migran dirancang untuk membekali siswa dengan keterampilan dasar yang dibutuhkan di dunia kerja global. Fokus utama program ini adalah pelatihan bahasa asing (terutama bahasa Inggris) dan pengenalan budaya serta dunia kerja di negara-negara potensial tujuan migrasi, seperti Jepang, Korea, Jerman, dan negara-negara Eropa.
“Saya berharap Sekolah Rakyat juga mengakomodasi konsep yang ada di kami, di Kementerian P2MI, namanya Class Migran. Di sana mereka akan dilatih paling tidak bahasa, dan yang kedua soal pengetahuan tentang negara-negara yang potensial untuk bekerja,” jelasnya.
Program ini berjalan selama tiga tahun, seiring dengan masa pendidikan siswa di SMA. Setelah lulus, siswa diharapkan memiliki banyak pilihan: bekerja di dalam negeri, bekerja di luar negeri, atau melanjutkan pendidikan.
“Kita harapkan ini tiga tahun berjalan. Lalu nanti setelah mereka lulus, peluang mereka untuk terserap itu sangat tinggi. Yang tidak mau bekerja di dalam negeri, boleh bekerja di luar negeri. Atau yang ingin melanjutkan kuliah, silakan. Itu pilihan saja,” kata Karding.
Menurutnya, pengalaman bekerja di luar negeri dapat membawa banyak manfaat, mulai dari pendapatan yang lebih tinggi, peningkatan keterampilan, hingga transfer pengetahuan dan teknologi.
“Sehingga paling tidak dua bulan atau tiga bulan, dengan gaji yang cukup tinggi, pengalaman yang cukup baik. Transfer teknologi, transfer knowledge, karakter, skill jadi akan sangat baik,” ujarnya.
P2MI juga menggandeng berbagai pihak untuk mendukung pelaksanaan program ini, termasuk Kementerian Sosial. Untuk tenaga pengajar, akan dilibatkan lembaga bahasa, serta alumni pekerja migran dari berbagai negara seperti Jepang dan Korea.
“Tenaga pengajar bisa dari sekolah bahasa, atau kita hire dari alumni Jepang, Korea, atau negara lain. Tapi secara umum, yang saya minta diwajibkan tadi adalah bahasa Inggris sejak awal, sebagai bahasa kedua. Ini penting, karena kita tidak bisa berselancar di era global ini kalau kita nggak bisa bahasa Inggris,” tegasnya.
Sebelumnya, program Class Migran telah diluncurkan di Lampung dan mendapat antusiasme tinggi dari siswa.
“Kemarin saya launching di Lampung, dalam seminggu yang daftar 8.000 orang masuk ekstrakurikuler itu,” ungkapnya.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
