Kota Bekasi – Pembangunan dapur bergizi gratis (MBG) di wilayah Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, menuai keluhan dari pihak sekolah dan wali murid.
Lokasi dapur yang berdampingan langsung dengan SD Sagalife School dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah lingkungan, terutama soal saluran pembuangan air dan potensi limbah.
Humas SD Sagalife School, Dandi, menjelaskan bahwa keluhan muncul terutama dari para wali murid yang khawatir dengan dampak lingkungan dari proyek tersebut.
Baca Juga: Warga Keluhkan Air Berbau dan Gatal Sejak Ada Aktivitas SPPG di Rawalumbu
“Yang paling banyak keluhan itu dari wali murid, karena kan mereka yang anaknya sekolah di situ dan tahu lingkungan situ,” ujarnya, Kamis (6/11/2025).
Menurut Dandi, kawasan sekitar sekolah memang merupakan daerah rawan banjir. Kondisi itu diperparah dengan keberadaan saluran air di sekitar lokasi pembangunan yang belum jelas arah pembuangannya.
“Yang pertama itu lingkungan tersebut memang daerah yang rawan banjir karena kalau musim hujan pasti banjir, Saluran airnya yang kami paling tekankan karena pembuangan airnya itu tidak jelas atau belum diperbaiki dan kami sudah banyak pengajuan juga.” katajya
Dandi menyebut, pihak sekolah sempat terkejut dengan aktivitas pembangunan yang tiba-tiba dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Baca Juga: Isu Limbah dan Bau Menyengat di Rawalumbu, SPPG Minta Warga Tunggu Hasil DLH
“Kami juga kaget, tiba-tiba ada pembangunan dan keesokan harinya baru pemasangan spanduk SPPG,” ungkapnya.
Hingga kini, pihak sekolah belum pernah berkomunikasi langsung dengan pengelola dapur MBG. Upaya penelusuran melalui perangkat RT dan RW juga belum membuahkan hasil.
“Saya sih belum karena di sana saat ini kebanyakan tukang dan belum bertemu dengan pengelola, dan saya sudah sempat kroscek ke perangkat pemerintahan RT dan RW dan menanyakan apakah sudah ada pihak SPPG yang datang, ternyata ketua RT dan RW setempat bilang belum ada.” ucapnya
Menurutnya, proyek dapur MBG itu berdiri di RW 1 RT 2 Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Bangunan lama yang sebelumnya sempat kosong selama dua hingga tiga tahun itu kini dialihfungsikan menjadi dapur MBG sejak awal Oktober lalu.
Baca Juga: SPPG Polri Kedua Uji Coba Makan Bergizi Gratis, Ribuan Porsi Siap Dibagikan ke Sekolah dan Ibu Hamil
“Itu dulu bekas sekolah dan bangunannya tidak kepakai dan kosong cukup lama dua sampai tiga tahun kayaknya, dan setelah itu muncul dapur MBG,” jelasnya.
Dandi menambahkan, kekhawatiran utama sekolah terletak pada arah pembuangan limbah yang tidak jelas serta ventilasi udara dapur yang mengarah langsung ke bangunan sekolah.
“Persis banget di samping dan pembuangan itu mengarah ke sekolah, Kalau saya sih memang mempertanyakan di saluran airnya karena pasti bakalan nonstop 24 jam dan takutnya limbahnya menyebar ke mana-mana.” jelasnya
Meski aktivitas dapur belum berjalan, potensi gangguan lingkungan tetap menjadi perhatian.
“Kalau soal aroma kan masih prediksi karena belum mulai dapurnya dan masih tahap pembangunan, tapi yang jelas itu pembuangan salurannya karena sudah terlihat dan kami pun kesulitan kalau air lagi banjir itu airnya tidak tahu buangnya ke mana,” tandasnya.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.













