Bekasi  

Bekasi Bersih-bersih Kali Cikarang, 21 Ton Sampah Diangkut

Kabupaten Bekasi - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi menerjunkan eskavator dalam proses pembersihan sampah di Kali Cikarang. Foto: Ist/Gobekasi.id.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi menerjunkan eskavator dalam proses pembersihan sampah di Kali Cikarang. Foto: Ist/Gobekasi.id.

Kabupaten Bekasi – Pemerintah Kabupaten Bekasi mengerahkan puluhan petugas untuk membersihkan tumpukan sampah di sepanjang aliran Kali Cikarang. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pencegahan banjir yang kini mulai mengancam sejumlah wilayah menjelang puncak musim hujan.

Pembersihan besar-besaran itu dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bekasi, menyusul instruksi langsung Bupati Ade Kuswara Kunang. Operasi dimulai dari titik Bendung Sungai Hulu (BSH) 0 hingga BSH 29.

Sebanyak 50 personel dikerahkan—terdiri atas tim amfibi pembersih sungai, petugas lapangan, sopir, pengawas, hingga koordinator lapangan. Armada yang diturunkan tak kalah besar: 18 truk pengangkut sampah dan dua ekskavator jenis PC 75 serta PC 200 long arm untuk menjangkau titik-titik tersulit.

Baca Juga: Banjir Surut, Warga Cikarang Timur Mulai Bersihkan Sampah Banjir

Lokasi pertama yang disentuh adalah Desa Sukamanah, kawasan yang pekan lalu terendam banjir cukup parah. Dari sana, tim bergerak ke Sukakarya, Sukawangi, dan sejumlah titik lain di sepanjang aliran Kali Cikarang.

Hasil sementara, 42 rit atau sekitar 21 ton sampah berhasil diangkut dari dasar dan tepian sungai. DLH memperkirakan angka itu akan terus bertambah karena proses pembersihan masih berlangsung hingga seluruh jalur air berfungsi normal kembali.

Program ini menjadi bagian dari strategi mitigasi jangka panjang yang digerakkan Pemkab Bekasi.

Bupati Bekasi Ade Kuswara meminta seluruh perangkat daerah hingga kepala desa memperkuat koordinasi lintas sektor dalam menghadapi musim penghujan.

Baca Juga: DLH Kota Bekasi Angkut 5.500 Ton Sampah Pasca Banjir

Menurutnya, penanganan banjir tidak boleh lagi bersifat reaktif. Pemerintah daerah, katanya, harus bergerak proaktif dan berkelanjutan melalui pembersihan saluran air, normalisasi sungai dan saluran tersier, penguatan tanggul, serta kesiapan pompa di titik-titik rawan.

“Jangan tunggu banjir datang baru bergerak. Ini soal kesigapan dan kesadaran bersama,” kata Ade.

Ia juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Kabupaten Bekasi dikenal sebagai daerah dengan tingkat kerentanan banjir tinggi. Karena itu, ia menilai keterlibatan publik menjadi kunci agar setiap upaya teknis di lapangan tak sia-sia.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *