Bekasi  

Warga Babelan Jadi Salah Satu Korban Kebakaran di Terra Drone, Keluarga Ungkap Kepribadiannya

Kabupaten Bekasi — Suasana duka menyelimuti keluarga Assyifa Mulandar, salah satu perempuan dari 22 korban tewas dalam kebakaran Gedung Terra Drone, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025).

Di mata keluarganya, terutama sang adik bungsu Alfito (15), Assyifa dikenang sebagai kakak terbaik pendiam, penyayang, dan rajin beribadah.

“Kami tiga bersaudara. Dia anak kedua, dan saya paling dekat sama dia,” ujar Alfito saat ditemui di rumah duka di Perumahan Sanur, Jalan Raya Pondok Ungu Permai, Bahagia, Babelan, Kabupaten Bekasi,  Rabu (10/12/2025).

Assyifa telah bekerja di perusahaan tersebut sekitar satu tahun. Meski tak mengetahui pasti posisi sang kakak, Alfito menyebut Assyifa ditempatkan di bagian administrasi atau accounting dan bekerja di lantai 3, lokasi yang menjadi salah satu titik paling parah saat kebakaran terjadi.

Tragedi itu bagi keluarga dimulai dari sebuah telepon singkat pada pukul 12.45. Assyifa menghubungi ibunya. Tidak panjang, tidak jelas, hanya permintaan maaf.

“Dia cuma minta maaf dan pamitan. Mama saya bingung, tapi dia gak cerita apa pun,” tutur Alfito.

Setelah telepon itu, keluarga mencoba menghubungi kembali. Ponselnya masih centang dua, tetapi tak pernah dijawab lagi.

Keluarga baru mengetahui situasi sebenarnya setelah mendapat kabar bahwa gedung tempat Assyifa bekerja tengah terbakar dan ia terjebak di dalam. “Kami sama sekali gak tahu. Dia cuma bilang kantor kebakaran dan dia kejebak gak bisa turun,” ujarnya.

Pada malam sebelum tragedi, interaksi Alfito dan kakaknya justru dipenuhi canda ringan. “Dia shalat Isya, terus lempar sajadah ke kepala saya. Dia bilang saya cuek banget,” kenangnya.

Mereka sempat berbincang soal sepatu basket yang diminta Alfito. “Dia bilang ‘dih, kayak lo bisa aja’. Kami ketawa bareng gak nyangka itu yang terakhir,” ujarnya dengan suara bergetar.

Sebelum berangkat kerja, Assyifa pun tak menunjukkan tanda-tanda aneh. Ia berangkat membawa motor pada pukul 08.00–10.00 seperti biasa.

“Komunikasi terakhir aman-aman aja. Kami ngobrol, ketawa, gak ada yang janggal,” kata Alfito.

Di mata keluarga, Assyifa dikenal sebagai sosok yang kuat, tegas, dan penuh perhatian pada adik-adiknya. Ia rajin beribadah puasa Senin-Kamis, salat tahajud, dan sejak kecil mengajarkan Alfito mengaji.

“Ibadahnya kuat banget. Dia kakak paling baik,” ucapnya.

Assyifa juga dikenal suka mengajak Alfito makan ramen setelah gajian. “Gak tiap bulan sih, paling dua bulan sekali. Tapi itu jadi momen yang saya inget banget,” katanya.

Saat proses identifikasi di RS Polri, keluarga menduga kuat Assyifa meninggal akibat menghirup asap pekat kebakaran.

“Dari hidung dan mulutnya ada abu,” kata Alfito.

Hingga kini, keluarga korban masih menunggu proses lebih lanjut terkait pemulasaraan dan penyerahan jenazah.

Di tengah duka mendalam, Alfito hanya berharap kakaknya dikenang sebagai pribadi baik yang selalu menjaga keluarganya. “Bagi saya, dia kakak terbaik,” tuturnya.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *