Kabupaten Bekasi – Pengabdian guru di lingkungan pesantren kerap berlangsung tanpa sorotan. Mengajar, membimbing, dan menanamkan nilai akhlak dilakukan sebagai laku keseharian, tanpa kebutuhan untuk dikenal publik.
Namun di tengah persaingan lembaga pendidikan dan derasnya arus informasi digital, pengabdian yang sunyi itu dinilai perlu disampaikan secara lebih terbuka.
Atas dasar itu, Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda Setu, Kabupaten Bekasi, menggelar pelatihan bertajuk Mastering Education Branding dan Marketing bagi para guru di bawah naungannya. Pelatihan ini diikuti pendidik dari berbagai jenjang, mulai dari RA, MI, SDIT, MTs, MA, hingga SMK.
Pemimpin Pondok Pesantren Nurul Huda, KH Atok Romli Musthofa, mengatakan kualitas pendidikan yang baik tidak cukup hanya dijalankan, tetapi juga perlu dikomunikasikan kepada masyarakat.
“Pengabdian yang tulus harus dibarengi dengan kemampuan menyampaikan kebaikan itu kepada publik. Branding bukan untuk menyombongkan diri, melainkan bentuk tanggung jawab lembaga kepada umat,” ujarnya.
Menurut Atok, pesantren selama ini memiliki banyak keunggulan substantif, namun sering kali tertinggal dalam hal komunikasi publik. Akibatnya, persepsi masyarakat kerap dibentuk bukan oleh kualitas, melainkan oleh seberapa sering sebuah lembaga terdengar di ruang publik.
Narasumber pelatihan, Ade Chandra Sutrisna, menilai branding dan pemasaran pendidikan tidak bisa dilepaskan dari upaya membangun kepercayaan.
“Banyak sekolah dan pesantren memiliki keunggulan, tetapi tidak terdengar. Di sinilah publikasi yang jujur dan konsisten menjadi penting,” kata Ade.
Ia menekankan bahwa guru memegang peran sentral dalam pembentukan citra lembaga.
“Setiap interaksi guru dengan siswa maupun orang tua merupakan representasi lembaga. Branding tidak berhenti di media sosial, tetapi hadir dalam sikap dan layanan sehari-hari,” ujarnya.
Selama pelatihan, para peserta diajak memahami konsep dasar branding pendidikan, pemanfaatan media digital, serta penyusunan narasi positif yang tetap berlandaskan nilai keislaman.
Diskusi berlangsung interaktif, mencerminkan kesadaran para guru akan perubahan peran pendidik di era keterbukaan informasi.
Melalui pelatihan ini, Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda berharap para guru mampu menjembatani pengabdian yang selama ini berlangsung dalam sunyi dengan publikasi yang beretika dan bertanggung jawab.
Upaya tersebut diharapkan dapat memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan pesantren, tanpa menghilangkan ruh pengabdian yang menjadi fondasinya.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Penulis: Saskia Monalisa













