Sika, Pabrik Terbesar di Asia Pasifik Resmikan Pabrik Ketiga di Bekasi

  • Bagikan

Perusahaan bahan kimia untuk kontruksi dan industri, Sika, semakin mengukuhkan bisnisnya di Indonesia dengan meresmikan pabrik ketiga yang berlokasi di kawasan MM2100, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dengan lahan seluas 30.000 m2, Senin (14/10/2019)

Pabrik terbesar se-Asia Pasifik yang merupakan perusahaan asal Swiss ini diresmikan langsung oleh Sika Area Menager South East Asia Gaby El Chaar dan disaksikan Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratna Dewi, Deputi Besar Swiss untuk Indonesia Kurt Kunz dan General Manager Sika Indonesia Eddy Sutanto.

Sika Area Manager South East Asia, Gaby El Chaar mengatakan jika Sika telah berdiri selama 109 tahun sejak beridiri pada tahun 1960 dan telah mendirikan pabrik sebanyak 300 yang tersebar di 101 negara. Ia mengungkapkan, pabrik Sika di Indonesia adalah pabrik ketiga setelah Bogor, Jawa Barat, Gresik, Jawa Tengah dan kini di Cibitung, Jawa Barat.

“Kehadiran Sika di Bekasi merupakan wujud komitmen Sika untuk investasi berkelanjutan dan terus memberikan produk san solusi terbaik untuk mendukung pembangunan dan kemajuan ekonomi di Indonesia,” kata dia dalam peresmian di Sika Facktory Bekasi, Senin (14/10/2019).

Gaby mengungkapkan, peresmian perusahaan yang dikenal sebagai produsen mortar atau bahan kimia perekat bahan bangunan ini menelan investasi sebesar Rp 200 miliar. Menurutnya, peresmian Sika ketiga di Indonesia sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan visi Sika yaitu, Building Trust.

“Menjadi perusaan kimia kontruksi terkemuka yang menyediakan produk dan layanan berkualitas kepada pelanggan, dimana solusi Sika disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan diharapkan dapat membangun hubungan jangka panjang dan saling menguntungkan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, Pabrik ketiga ini memiliki fasilitas modern dan otomatis dengan kapasitas produksi dapat mencapai 450.000 ton mortar per tahun. Selain itu, Pabrik di Bekasi juga berfungsi sebagai pusat diatribusi, dimana distribusi produk-produk Sika pada sektor retail modern dan tradisional tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia dan sudah masuk dalam pasar e-commerce (online).

“Sika Indonesia beroperasi di delapan target yaitu beton, perbaikan, lantai, kedap air, atap, penutup dan perekat, industri dan Building Finishing. Sika turut berperan dan dipercaya dalam pembangunan berbagai proyek-proyek besar di Indonesia seperti Jembatan Suramadu, Jembatan Barelang, Bandara Internasional Sorkarno Hatta dan sebagainya,” ungkap dia.

Sika, Pabrik Terbesar di Asia Pasifik Resmikan Pabrik Ketiga di Bekasi
Sika Area Menager South East Asia Gaby El Chaar dan disaksikan Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratna Dewi, Deputi Besar Swiss untuk Indonesia Kurt Kunz dan General Manager Sika Indonesia Eddy Sutanto saat meresmikan Sika Facktory Bekasi

General Manager Sika Indonesia Eddy Sutanto menambahkan bahwa Sika Indonesia merupakan perusahaan kimia kontruksi pertama di Indonesia yang memiliki sertifikat ISO 9001.

Ia menjelaskan, pada tahun 2005 Sika Indonesia berhasil menerapkan sistem manajemen lingkungan dan menerima sertifikat ISO 14001.

“Produk Sika dikembangkan dengan pengetahuan dan teknologi modern, sehingga bisa menghasilkan serangkaian solusi sesuai kebutuhan di bidang kontruksi maupun di industri dengan didukung 300 staf di Indonesia,” katanya.

Lini produk Sika telah dirancang untuk berbagai proyek seperti mrmbran atap berkualitas tinggi, campuran beton, mortar khusus, perekat, perbaikan dan penguatan bahan, pelapis pelindung, sistem anti air dan lantai. Menurutnya, produk Sika telah mendapatkan kepercayaan dari para professional kontruksi dan industri di seluruh dunia.

Ia menyampaikan dari tiga plan pabrik Sika di indonesia ini mampu memproduksi 650.000 sampai dengan 750.000 ton mortar pertahun dengan pangsa pasar di Indonesia sebesar 8 persen.

Di Bekasi, Sika menyediakan bahan bakar pasir sebanyak 7000 ton untuk di produksi sebagai bahan kimia kontruksi dan industri melalui proses penyaringan.

“Proses produksi disaring dari pasir yang basang dikeringkan dan dihaluskan. Kita kontrol secara otomatis sehingga dalam waktu satu jam kami dapat memproduksi sebanyak 1000 bag,” tukasnya.

Ditempat yang sama, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratna Dewi mengatakan jika pemerintah telah menargetkan investasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 700 trliun lebih.

“Ada lima leading sektor usaha didominasi transportasi, listrik dan air, kontruksi, makanan, kawasan industri dan perkantoran. Dan untuk kontruksi rata-rata didukung oleh perusahaan Sika,” kata dia.

Ia mengapresiasi perusahaan Sika yang telah memperluas investasi di Indonesia sehinga membantu capaian target investasi.

(MYA)

  • Bagikan