Jadi Korban Kebringasan Pemain Sepakbola Amatir di Bekasi, Wasit Liga II Sempat Dihubungi Adam Alis

Jadi Korban Kebringasan Pemain Sepakbola Amatir di Bekasi, Wasit Liga II Sempat Dihubungi Adam Alis
Selebrasi Adam Alis menjebol gawang

Wahyudin, wasit yang menjadi korban kebringasan pemain sepakbola amatir asal klub Champas FC di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, menjadi sorotan. Banyak yang mengecam agar tindakan anarkis oleh pemain sepakbola dengan menginjak-injak wajah dan menendang kaki wasit itu untuk di proses hukum.

Wahyudin menyadari jika saat ini dirinya menjadi sorotan publik khusunya para pecinta sepakbola tanah air. Ia berterimakasih kepada masyarakat yang perduli terhadap kondisinya.

Pascakejadian, Ayah satu anak ini mengaku banyak yang menghubunginya. Bahkan, Wahyudin juga sempat kontak oleh pemain yang berasal dari klub Liga 1 Indonesia, Adam Alis.

“Iya banyak yang hubungi, tanya kondisi saya bagaimana, gitu,” kata dia, Senin (13/7/2020) kepada gobekasi.id saat dihubungi sambungan selularnya.

Begitupula maksud kontak dari pemain gelandang asal klub Bhayangkara FC itu. Adam Alis hanya menghubungi Wahyudin beberapa menit melalui sambungan selularnya.

“Ya telepon juga Adam Alis, tanya kondisi saya dan kronologi sampai ada kejadian kemarin,” ujarnya.

Saat ditanya soal kedekatan dengan eks pemain Timnas Indonesia U-23 itu, Wahyudin mengungkap beberapa history. Rupanya, Wahyudin sempat dekat dengan Adam Alis beberapa tahun lalu.

“Dulu saya kan bergabung di Liga II klub Jakarta Utara pada tahun 2013 lalu, saya penjaga gawang. Saya satu klub sama kakak Adam Alis, dan sama Adam Alis nya pun saya kenal,” kenang Wahyudin.

Diberitakan sebelumnya, Wahyudin dikepung pemain amatir, ditendang kakinya dan diinjak mukanya setelah menjatuhkan keputusa hukuman offside atas Champas FC pada laga di turnamen Football Gilbar FC 2020 melawan Yukata.

Para pemain tidak menerima keputusan Wahyudin hingga terjadi tindak kekerasan. Akibatnya, Wahyudin mengalami luka-luka pada bagian wajah dan kakinya. Bahkan Wahyudin sempat tidak sadarkan diri saat insiden kekerasan itu.

Kekinian dari peristiwa ini, Wahyudin melaporkan kejadian itu ke Polres Metropolitan Bekasi Kota atas tindakan kekerasan atau penganiayaan. Ia meminta agar kepolisian nantinya dapat memproses hukum atas peristiwa naas yang dialaminya.

(SHY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *