Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengungkapkan, program vaksinasi di Kabupaten Bekasi terus dipacu melalui berbagai strategi, bahkan memecahkan rekor 70 ribu per hari dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Hal itu dikatakan Dani Ramdan saat menghadiri acara Vaksinasi Serentak Pesantren Seluruh Indonesia secara virtual di Pondok Pesantren Hidayatunnajah, Desa Kertasari Pebayuran, belum lama ini.
“Ya, untuk hari ini ada tiga pesantren di Kabupaten Bekasi yang melaksanakan vaksinasi, dengan masing-masing 1000 peserta, jadi total 3000 peserta,” kata Dani Ramdan.
“Rekor vaksinasi di Kabupaten Bekasi per hari bisa mencapai 70 ribu peserta, yang sebelumnya hanya belasan ribu per hari,” ujarnya.
Dani mengatakan, percepatan vaksinasi di Kabupaten Bekasi dapat berjalan dengan baik, karena dari sisi tenaga kesehatan tidak ada kendala, sehingga berapapun stok vaksin dari pemerintah bisa diserap dengan baik.
Strategi pokok vaksinasi di Kabupaten Bekasi didorong melalui tiga jenis gerai, yakni gerai di desa, gerai di sekolah dan gerai di perusahaan.
“Alhamdulillah dengan strategi gerai ini, masyarakat semakin dekat untuk mencari tempat vaksinasi dan kecepatannya bisa kita tingkatkan,” terangnya.
Percepatan vaksinasi di Kabupaten Bekasi juga dipengaruhi oleh capaian vaksinasi di DKI Jakarta yang sudah lebih dari 100 persen, sehingga stok vaksin didorong ke daerah penyangga.
“Ya, di antara daerah penyangga Bogor, Depok dan Bekasi, Kabupaten Bekasi mendapat pasokan vaksin yang terbesar,” ungkapnya.
Pihaknya juga menargetkan vaksinasi kepada pelajar 12 tahun agar 100 persen tercapai pada Desember tahun ini. Target tersebut mencakup vaksin tahap satu dan tahap dua.
“Kita targetkan pada Desember semua lembaga pendidikan, para pelajarnya usia 12 tahun ke atas, termasuk pesantren sudah terpenuhi dosis vaksin tahap satu dan tahap dua,” jelas Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol Hendra Gunawan.
Menurutnya, vaksinasi pelajar menjadi bagian penting untuk menunjang proses pembelajaran pendidikan tatap muka di Kabupaten Bekasi. Dengan vaksinasi pelajar, diharapkan pendidikan bisa berjalan lancar dan tidak ada cluster baru penyebaran covid-19.
Hendra mengungkapkan, dampak sistem belajar secara daring banyak memiliki kekurangan bagi pelajar. Misalnya saja, sebut dia, tak maksimalnya transfer ilmu antara guru ke murid. Bahkan, pendidikan online juga membuat para pelajar lebih banyak bermain ketimbang belajar.
“Kalau belajar di rumah, pendidikannya paling beberapa persen, kebanyakan main game online di handphone,” katanya.
Dia berharap dengan digelarnya vaksinasi Covid bagi pelajar, termasuk pesantren, bisa meminimalisir agar para pelajar bisa terhindar dari Covid-19. Namun para pelajar harus tetap menerapkan protokol kesehatan seperti masker meskipun saat proses pembelajaran di kelas.
“Tetap prokes kita terapkan seperti pakai masker, jaga jarak, cuci tangan yang bersih dan hindari kerumuman,” tandasnya.
Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan menimpalkan lagi kalau Pemkab Bekasi akan melakukan uji coba pembukaan sektor pariwisata sebagai upaya relaksasi pemulihan ekonomi.
Pihaknya sendiri melalui Dinas Pariwisata mulai pada Rabu (8/9/2021) telah melakukan pengecekan ke tempat-tempat wisata untuk melihat kesiapan standar protokol kesehatan di sektor tersebut.
“Tempat wisata yang akan buka diharuskan self review dan self assessment untuk mengecek kesiapannya,” ucap Dani Ramdan
Dani Ramdan juga menjelaskan, pemberlakuan skrining bagi pengunjung akan dilakukan melalui penggunaan aplikasi PeduliLindungi serta pengetatan protokol kesehatan pada tempat wisata yang akan melakukan uji coba pembukaan.
“Aplikasi PeduliLindungi memang dianjurkan oleh Menko Manivest, jadi skrining akan terus berjalan dan ditunjang dengan protokol kesehatan di tempat wisata,” ujarnya.
Dirinya berharap relaksasi pada sektor pariwisata dapat membantu para pelaku usaha untuk kembali bangkit pasca terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
“Relaksasi ini mohon dijalankan dengan penuh tanggung jawab, aspek-aspek protokol kesehatan yang telah ditentukan harus diterapkan,” tegasnya.
Pj Bupati Bekasi mengajak semua pihak, termasuk para pengelola tempat wisata agar bisa menjaga dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, sehingga penularan Covid-19 dapat dicegah.
“Ya, kita harus buktikan Kabupaten Bekasi siap untuk turun level 2, sehingga lebih banyak relaksasinya,” ucapnya.
Masyarakat juga diingatkan perlunnya menerapkan protokol kesehatan dari 5M menjadi 6M serta Etika batuk yang baik guna meminimalisir penyebaran virus Covid-19.
6M adalah upaya pencegahan penularan Covid-19 yang terdiri dari Menggunakan masker dengan benar, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Membatasi mobilitas, Menjauhi kerumunan dan Menghindari makan bersama. Serta Etika batuk dan bersin, menggunakan masker, menutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam, menutup hidung dan mulut menggunakan tisu, membuang tisu di tempat sampah dan segerakan cuci tangan dengan menggunkan air mengalir.
(Mochamad Yacub Ardiansyah)