Inilah sosok Susanto (30), pria asal Bekasi yang viral sebagai pemilik layanan jasa Santo Suruh di Instagram.
Belakangan, Susanto menjadi perbincangan viral di media sosial karena layanan Santo Suruh dengan slogan ‘Mau Disuruh Apa Saja Asalkan Cuan’.
Di akun @suruh_santo, ada berbagai jenis layanan yang disediakan. Mulai dari membersihkan rumah hingga berbelanja.
Susanto pun mendapatkan pujian dari warganet karena dinilai inovatif dalam mencari peluang pekerjaan.
Lantas, seperti apa sosok Susanto?
Sosok Susanto
Susanto adalah warga Komplek Duta Indah, Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi.
Susanto telah menikah dan memiliki empat anak.
Ia merintis usaha layanan jasa Santo Suruh ini sejak 2019.
Sebelum mendirikan Santo Suruh ini, Susanto bekerja sebagai tukang pengantar galon isi ulang.
Bahkan, dulu dirinya hanya diberi upah Rp500 perak per galon.
Sementara, kini Susanto telah memiliki 50 mitra bersama Santo Suruh.
“Total mitra hanya ada 50 orang, itu sebagian, karena kalau kebanyakan saya juga tidak bisa nggak handle,” kata Susanto, Kamis (16/5/2024).
“Itu kan mitra kami, jadi tidak ada gaji, hanya ada kerjaan ikut dan ada bayaran, dan kalau tidak ada kerjaan ya tidak ada,” imbuhnya.
Santo menuturkan, dirinya rela melakukan apapun sesuai dengan tagline usaha jasanya.
Namun, permintaan pelanggan ia batasi dalam hal-hal yang tidak melanggar aturan dan halal.
“Intinya ini kerjaan yang orang pikir tidak menjadi cuan tapi di saya itu jadi cuan,” ujar Santo.
Tarif untuk pelayanan jasa Susanto pun bervariasi, tergantung tingkat kesulitan pengerjaan dan juga jarak dari kediamannya menuju ke lokasi pelanggan.
Susanto menuturkan, dirinya tidak melebihkan atau mencari untung dari harga barang jika ada pelanggan yang menyuruh berbelanja.
Ia hanya memasang tarif untuk jasanya saja.
Sementara, tarif paling mahal biasanya terdapat pada jasa pembersihan atau berpindah rumah.
Jasa-jasa berat seperti itu, kata Susanto, membutuhkan tenaga dan energi lebih banyak. Sehingga, dirinya pun mengajak beberapa mitra.
“Harganya variasi, paling murah bisa Rp5 ribu dan paling mahal bisa Rp5 juta,” kata Susanto.
“Pokoknya kalau misalnya disuruh beliin rokok, nah harganya rokok misal Rp10 ribu, dan bayar saya ongkos beli aja, harga rokok nya tetap tidak ada tambahan,” tambahnya.
Susanto mengatakan, permintaan para pelanggannya pun terkadang di luar pemikirannya.
Beberapa di antara pelanggan pernah memintanya untuk membuang kotoran kucing, anjing, bahkan mengubur hewan mati.
“Ada lagi pernah disuruh masang lampu, buang bangkai tikus, bangkai kucing,” ungkap Susanto.
“Terus disuruh bersihin kotoran ayam karena pemilik rumahnya jijik di depan rumahnya ada kotoran ayam minta dibersihkan,” imbuhnya.
“Terus ada kucing berak di teras rumahnya karena pemilik rumah jijik jadi nyuruh saya untuk bersihin, disuruh nemenin orang berantem juga pernah,” lanjutnya.
Rawat Ibu ODGJ
Lebih lanjut, Susanto bercerita bahwa ibunya mengalami sakit gangguan jiwa.
Kini, Susanto juga bertanggung jawab dalam merawat orang tersayangnya tersebut.
Susanto merasa, merawat sang ibu mendatangkan berkah tersendiri baginya.
“Orangtua saya sakit udah ODGJ , mungkin ini berkah dari saya ngerawat emak saya, berkah dari perhatian sama emak saya, dan sayang sama emak saya,” ucapnya.
Berdasarkan penuturan Susanto, ibunya mengalami stres kejiwaan baru-baru ini lantaran ada persoalan dalam keluarga.
“Ada karena persoalan keluarga sampai akhirnya ibu seperti itu,” ujarnya.
Namun Susanto tidak ingin masyarakat berbelas kasihan terhadapnya.
Susanto kini berusaha tegar merawat keluarga dan ibunya seorang diri tanpa bantuan siapapun termasuk ayahnya.
“Ini tanggung jawab saya aja, jadi tidak perlu juga masyarakat tahu,” ujarnya.