Kalapas Kelas IIA Bulak Kapal, Muhamad Susanni mengungkapkan perwakilan keluarga ZAN sempat menolak poses otopsi.
Penolakan itu terjadi setelah jasad ZAN, yang ditemukan tergantung di kamar selnya dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
“(Perwakilan keluarga) minta langsung dikirim segera ke kampung halaman karena dikebumikan. Itu untuk pengiriman kargo dari lapas dan kejaksaan yang memfasilitasi,” kata Susanni saat ditemui wartawan, Kamis (27/6/2024).
Susanni tidak mengetahui pasti alasan dibalik penolakan otopsi tersebut.
Namun, ia mengungkapkan bahwa pihak lapas sebenarnya ingin dugaan kematian ZAN langsung diselesaikan agar tidak terkesan ditutupi.
“Kami enggak mau menutupi, inginnya kejelasan supaya masalah selesai. Kalau memang ada (yang mencurigakan), itu akan langsung ditindaklanjuti oleh polisi,” jelasnya.
Adapun dengan proses hukum yang saat ini berjalan, pihak Lapas Kelas IIA Bulak Kapal sudah menyerahkan semuanya ke polisi.
“Sekarang sudah ada di kepolisian. Tentu saya tidak bisa bicara substansi lagi karena kami tidak bisa ikut-ikut, karena kami bukan penyidik,” kata dia.
Diwawancarai terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus membenarkan soal penolakan proses otopsi yang dilakukan keluarga ZAN.
“Pada saat tim dari RS Polri ingin melakukan otopsi, keluarga dari ZAN menolak untuk dilakukan otopsi, sehingga pada saat itu langsung dibawa pulang ke Kabupaten Tapanuli Tengah,” jelas Firdaus.
Namun demikian, laporan soal dugaan tindak pidana pembunuhan itu tetap dilanjutkan dan ditelusuri polisi.
Pihak Polres Metro Bekasi Kota pun saat ini sudah menunggu hasil ekshumasi yang sudah dilakukan Biddokes Polda Sumatera Utara.
“Untuk hasil ekshumasi atau otopsi di kuburan korban dimakamkan, ini masih menunggu hasil dari Biddokes Polda Sumatera Utara,” jelas Firdaus.
Diberitakan sebelumnya, ZAN ditemukan tewas tergantung di salah satu kamar di Lapas Kelas IIA Bulak Kapal, Bekasi, Minggu (19/5/2024) lalu.
Awalnya, ia disebut bunuh diri. Namun belakangan, keluarga yang curiga dengan kondisi tubuh ZAN yang penuh lebam, akhirnya membuat permohonan ekshumasi ke polisi pada Minggu (23/6/2024).
Kecurigaan keluarga timbul karena satu hari sebelum ZAN ditemukan tergantung, ia meminta sejumlah uang kepada keluarganya dan jika tidak diberikan, maka ia akan dihabisi.