Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) di warung eceran mulai dirasakan oleh para pedagang kecil, termasuk pedagang warung kopi (warkop) di Jalan Guntur Raya, Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan.
Akibat sulitnya mendapatkan gas, beberapa pedagang terpaksa menggunakan penanak nasi atau magic com sebagai alternatif untuk memasak air.
Bunyamin (60) salah seorang pedagang warung kopi, mengungkapkan kesulitannya mendapatkan gas LPG 3 kg sejak pemerintah melarang penjualan gas bersubsidi di warung eceran.
“Iya, sekarang susah cari gas di warung. Saya muter-muter sampai ke pangkalan, ternyata antriannya panjang,” kata Bunyamin, Selasa (4/2/2025).
Kebijakan pemerintah pusat yang bertujuan mendistribusikan subsidi gas agar tepat sasaran justru dinilai menyulitkan para pedagang kecil. “Iya, kalau gini mah nyusahin namanya. Harus nyari pangkalan gas yang jaraknya cukup jauh dari lokasi saya berdagang,” ujarnya.
Akibat kesulitan mendapatkan gas, Bunyamin dan beberapa pedagang lainnya terpaksa menggunakan magic com untuk memasak air. Meski tidak seefisien menggunakan kompor gas, magic com menjadi solusi sementara untuk tetap bisa menjalankan usaha mereka.
“Kalau gas nggak ada, ya terpaksa pakai magic com. Meski nggak praktis, tapi setidaknya usaha bisa tetap jalan,” tambah Bunyamin.
Kebijakan pemerintah yang melarang penjualan gas LPG 3 kg di warung eceran mulai 1 Februari 2025 menuai pro dan kontra.
Di satu sisi, kebijakan ini bertujuan untuk menertibkan distribusi gas bersubsidi agar tepat sasaran. Namun, di sisi lain, kebijakan ini justru menyulitkan pedagang kecil dan warga yang membutuhkan gas untuk keperluan sehari-hari.
Beberapa dampak yang dirasakan antara lain antrean panjang di Pangkalan Gas yang tidak semua orang memiliki waktu luang untuk melakukannya.
Kelangkaan stok di pangkalan resmi membuat banyak warga dan pedagang tidak kebagian hingga dampak ekonomi pedagang kecil seperti Bunyamin terancam kehilangan penghasilan karena kesulitan mendapatkan gas untuk usaha mereka.
Bunyamin dan pedagang lainnya berharap pemerintah dapat mengevaluasi kebijakan ini dan memastikan pasokan gas LPG 3 kg mencukupi kebutuhan masyarakat.
Selain itu, mereka juga meminta adanya sosialisasi yang lebih baik agar warga tidak kebingungan dan panik.
“Kalau bisa, pemerintah kasih solusi yang lebih baik. Jangan sampai kami yang kecil-kecilan ini jadi korban kebijakan,” harap Bunyamin.
Kelangkaan gas LPG 3 kg di Kota Bekasi menjadi tantangan baru bagi pedagang kecil dan warga.
Pemerintah diharapkan dapat segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah ini agar tidak berdampak lebih luas pada kehidupan masyarakat, terutama para pedagang kecil yang bergantung pada gas untuk menjalankan usahanya.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.













