Bekasi  

Puluhan Sekolah Swasta di Kota Bekasi Krisis Siswa Baru

Kota Bekasi - Jumlah peserta didik baru di SMP Persada Bhakti, Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, mengalami penurunan drastis pada tahun ajaran 2025/2026.
Jumlah peserta didik baru di SMP Persada Bhakti, Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, mengalami penurunan drastis pada tahun ajaran 2025/2026.

Kota Bekasi – Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Bekasi, Pudio Bayu, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi puluhan sekolah swasta yang mengalami kesulitan mendapatkan siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026.

Berdasarkan data sementara saat pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pekan lalu, puluhan sekolah hanya menerima kurang dari 10 siswa.

Pudio menjelaskan, kondisi ini terjadi hampir di seluruh rayon di Kota Bekasi dan berdampak pada sekitar 75 sekolah swasta, terutama yang berada di wilayah perbatasan dan kawasan dengan kepadatan sekolah tinggi.

“Berdasarkan informasi sementara, di rayon satu ada sekitar 10 sekolah, rayon dua kurang lebih sama, rayon tiga hampir 20 sekolah, rayon empat sekitar 10 sekolah, dan rayon lima lebih dari 15 sekolah yang hanya mendapat sedikit siswa baru,” ujar Pudio, Selasa (22/7/2025).

Faktor Kebijakan dan Miskomunikasi Dinilai Jadi Penyebab

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan minimnya pendaftaran siswa baru di sekolah swasta tahun ini.

Salah satunya adalah harapan orang tua akan kebijakan penambahan kuota rombongan belajar (rombel) di sekolah negeri, khususnya di jenjang SMP.

“Orang tua berharap satu kelas bisa diisi 50 siswa, seperti kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Tapi mereka tidak memahami bahwa kebijakan itu hanya berlaku untuk SMA dan SMK,” jelasnya.

Hal ini menyebabkan sejumlah orang tua mencabut berkas dari sekolah swasta dengan harapan anak mereka masih bisa diterima di sekolah negeri.

Selain itu, penambahan kuota rombel dari 40 menjadi 44 siswa per kelas di SMP negeri Kota Bekasi juga dinilai turut memperburuk kondisi sekolah swasta. Pudio menilai, kebijakan ini justru menurunkan kualitas pendidikan dan tidak sesuai dengan semangat kota metropolitan.

“Kami berharap Pemkot Bekasi konsisten terhadap kebijakan yang sudah ditetapkan. Sekolah negeri seharusnya tidak lagi menerima siswa baru setelah batas pendaftaran ditutup,” tegasnya.

Sekolah Swasta “Wait and See”

BMPS menyatakan saat ini banyak sekolah swasta masih menerapkan sikap “wait and see”, menanti kemungkinan tambahan siswa pasca MPLS. Namun, pendaftaran berjalan lambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Ada sekolah yang belum ada pergerakan sama sekali. Beberapa lainnya baru dapat satu atau dua siswa. Sebagian besar belum mendaftar,” katanya.

Pudio pun mendorong agar Dinas Pendidikan Kota Bekasi memberikan pernyataan tegas bahwa penerimaan di SMP negeri sudah ditutup, guna memberikan kepastian dan keadilan bagi sekolah swasta.

“Kami minta pemerintah benar-benar turun ke lapangan. Sekolah swasta juga sudah berkontribusi memberikan pendidikan terbaik. Jangan sampai dikalahkan hanya karena ketidaktegasan kebijakan,” tutup Pudio.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *