Kota Bekasi — Setelah melalui perjuangan emosional yang menyita perhatian publik, Putri Laysyah Octria Junaedi, seorang anak yatim asal Kota Bekasi, akhirnya mendapatkan kepastian untuk melanjutkan pendidikan di SMKN 12 Kota Bekasi.
Kabar baik ini disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah III Jawa Barat, I Made Supriatna, yang mengonfirmasi bahwa pihaknya telah membuka jalur khusus agar nama Putri bisa diinput ke dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB).
“Alhamdulillah, tadi Pak Kabid SMK sudah hadir ke SMKN 12 dan sedang diupayakan agar sistem di Disdik dibuka untuk memungkinkan operator menginput nama Putri,” kata I Made, dikutip pada Sabtu (25/7/2025).
Sebelumnya, Putri telah mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama empat hari. Namun, ia kemudian dinyatakan tidak terdaftar dalam SPMB, yang membuatnya terpukul secara mental dan sempat menarik diri dari lingkungan sosial.
“Kondisi tersebut sempat membuat Putri mengalami tekanan mental dan enggan bersosialisasi,” tambah I Made.
Sorotan DPRD dan Ancaman Sidak
Kasus yang menimpa Putri turut mendapat sorotan tajam dari Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi PDI Perjuangan, Ahmad Faisyal Hermawan. Ia menyayangkan lambatnya respons dari KCD Pendidikan Wilayah III saat awal masalah ini dikonfirmasi.
Ahmad Faisyal bahkan sempat menyatakan akan membawa persoalan ini ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, jika tidak ada solusi cepat dari dinas pendidikan.
“Tidak boleh ada anak di Jawa Barat yang putus sekolah hanya karena faktor ekonomi. Itu jelas bertentangan dengan program Pencegahan Anak Putus Sekolah (PAPS) yang sedang digalakkan oleh Pemprov Jabar,” tegas Faisyal.
Ia juga sempat mengancam akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sekolah untuk memastikan tidak ada praktik diskriminasi terhadap siswa dari keluarga kurang mampu.
Akhir Bahagia dan Harapan ke Depan
Kini, dengan diterimanya kembali Putri sebagai peserta didik di SMKN 12 Kota Bekasi, Faisyal menyampaikan apresiasinya atas kerja cepat pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Wilayah III.
“Alhamdulillah, kalau memang akhirnya dia sudah diterima. Intinya, jangan sampai ada lagi anak-anak di Jawa Barat yang terputus pendidikannya,” ujarnya.
Kisah Putri menjadi simbol perjuangan anak-anak dari keluarga prasejahtera untuk tetap mendapatkan hak pendidikan yang layak.
Pemerintah daerah pun diingatkan agar lebih proaktif dalam melindungi hak-hak pendidikan anak-anak di tengah berbagai tantangan administratif dan teknis yang masih sering terjadi dalam pelaksanaan SPMB setiap tahun.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.