Bekasi  

Modus Aplikasi KTP Digital Palsu, Warga Bekasi Alami Kerugian Rp66 Juta

Bekasi - Ilustrasi penipuan digital atau daring.
Ilustrasi penipuan digital atau daring.

Kota Bekasi Seorang warga Kota Bekasi menjadi korban penipuan siber bermodus aplikasi KTP digital palsu. Akibatnya, korban bernama Adrian (32) kehilangan uang sebesar Rp66 juta dari rekeningnya setelah mengikuti proses verifikasi ulang yang ternyata merupakan jebakan dari pelaku.

Modus penipuan bermula saat Adrian dihubungi seseorang yang mengaku sebagai petugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Bekasi. Pelaku meminta Adrian melakukan verifikasi ulang data KTP digital karena disebutkan ada ketidaksesuaian informasi.

Pelaku mengaku dari Disdukcapil Bekasi, meminta saya cek aplikasi KTP digital. Saat saya cek, data saya tidak ditemukan. Padahal sebelumnya saya sudah pernah dibantu verifikasi oleh pihak Kecamatan Jatisampurna,” ujar Adrian, Kamis (7/8/2025).

Pelaku yang mengetahui seluruh data pribadi Adrian kemudian melanjutkan komunikasi dengan mengarahkan instalasi aplikasi yang menyerupai layanan resmi. Aplikasi tersebut tidak diunduh dari Play Store, melainkan dari situs eksternal bernama digitalktp.online.

Setelah itu saya disuruh install aplikasi dari link luar. Bahkan disuruh menonaktifkan Play Store dan mengizinkan akses dari menu Accessibility. Setelahnya, saya diminta verifikasi data, sidik jari, wajah, membuat sandi dan PIN,” jelas Adrian.

Proses verifikasi itu nyatanya membuat ponsel Adrian tak bisa digunakan untuk sementara waktu. Tanpa disadarinya, perangkatnya telah dikendalikan dari jarak jauh oleh pelaku. Seluruh saldo dari rekening Adrian kemudian dikuras habis dan dikirim ke rekening tidak dikenal.

“Saya sempat melihat proses di aplikasi hanya menunjukkan progress dari 1% sampai 100%. Saat itu ponsel tidak bisa membuka notifikasi atau aplikasi lain. Setelah selesai, saldo saya sudah lenyap,” ungkapnya.

Adrian menambahkan, pelaku kemungkinan mendapatkan akses ke layanan keuangannya karena sandi yang dibuat serupa dengan salah satu mobile banking yang ia miliki.

Ia sudah melaporkan kejadian ini ke kepolisian dan pihak bank, namun hingga kini belum ada perkembangan berarti.

“Saya sudah buat laporan ke polisi. Tapi laporan itu lebih ke kebutuhan administrasi untuk ke bank. Sampai sekarang belum ada update dari pihak bank,” tambahnya.

Adrian mengaku aplikasi palsu yang ia instal tampilannya sangat menyerupai aplikasi resmi pemerintah, sehingga sulit dibedakan.

“Website dan aplikasi pemerintah rata-rata tampilannya kurang meyakinkan, jadi mudah tertipu. Aplikasi palsu itu bahkan punya ikon yang mirip banget dengan milik Disdukcapil,” tuturnya.

Kasus ini menjadi peringatan serius bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap permintaan verifikasi data pribadi, terutama yang mengarahkan pada pengunduhan aplikasi dari sumber tidak resmi.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *