Kota Bekasi — Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK), Diaz Hendropriyono, menghadiri perayaan Hari Kemerdekaan ke-80 RI bersama para pemulung dan keluarganya di Stadion Mini Sumur Batu, Bantargebang, Kota Bekasi, Selasa (19/8/2025).
Acara yang diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini digelar sebagai bentuk apresiasi terhadap para pemulung yang dinilai memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah, khususnya di wilayah Jabodetabek.
“Kami dari KLH, mewakili Pak Hanif yang tidak bisa hadir. Pagi ini kita mengadakan acara, karena ada perayaan 17 Agustus, kita ingin melibatkan masyarakat di sekitar Bantar Gebang, dari para pemulung di Bantar Gebang, di Burangkeng, dan juga di Sumur Batu, serta keluarga-keluarga mereka,” kata Diaz.
Menurutnya, momentum Hari Kemerdekaan menjadi waktu yang tepat untuk mengakui jasa para pemulung, yang selama ini kerap terabaikan. Ia menyebut pekerjaan mereka sebagai “tugas mulia” yang membantu mengurangi beban sampah dari masyarakat Jakarta.
“Ini adalah kesempatan atau momen untuk memberikan apresiasi kepada para pemulung yang berada di tingkat TPA tersebut, yang sudah berhasil membantu membersihkan kuat-angkut sebagian dari dosa-dosa kita,” ungkapnya.
Wamen juga menyoroti besarnya volume sampah yang dikirim ke TPA Bantar Gebang setiap harinya, yaitu sekitar 7.400 ton, sebagian besar berasal dari Jakarta. Menurut dia, angka tersebut masih sangat tinggi dan menjadi cerminan dari krisis sampah yang dihadapi Indonesia.
“Sampah di Jabodetabek ini sudah banyak banget ya, sudah 7.000, tadinya dari sekitar 7.700 sekarang sudah turun 7.400, tapi intinya 7.400 ton per hari itu jumlah yang banyak sekali,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini, KLHK membagikan 450 paket sembako kepada para pemulung dan keluarganya sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mereka dalam pengelolaan sampah. Selain itu, acara juga dimeriahkan dengan lomba yang melibatkan anak-anak pemulung dan para pegawai KLHK.
“Games-games ini semuanya kan gak ada yang sendirian, semuanya bareng-bareng. Tadi kita juga mencoba dari jajaran KLH bikin bulldozer. Itu mungkin 5-7 orang, nilai filosofisnya tinggi sekali, bahwasannya kita kalau mau maju, langkahnya harus bareng,” ujar Diaz sambil tersenyum.
Pemilihan Bantar Gebang sebagai lokasi acara dimaksudkan untuk menggugah kesadaran publik terhadap darurat sampah nasional dan mengangkat peran penting para pemulung yang selama ini kurang mendapat pengakuan
“Jangan sampai lupa bahwasannya sampah yang kita kelola saat ini masih sangat banyak, dan jangan lupa bahwa sampahnya itu, di sini banyak pahlawan-pahlawan tanda kutip yang tidak kita kenal atau belum mengenal,” katanya.
Dia juga mengungkapkan bahwa pemerintah sedang merevisi Peraturan Presiden terkait pengelolaan sampah, guna mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di kawasan Bantar Gebang. Upaya ini akan disinergikan dengan berbagai metode lain seperti daur ulang, penggunaan maggot, dan RDF (refuse-derived fuel).
“Per tahun ini sudah mencapai 56,63 juta ton. Itu mau tidak mau harus pakai WTE (waste to energy), tapi recycle-nya juga harus dikencangkan, pengolahan sampah melalui maggots, RBF dan lain sebagainya itu perlu kita jalan bersama,” tegas Diaz.
Menutup kunjungan, Diaz menyebut para pemulung sebagai “pahlawan yang terlupakan” dan berharap masyarakat luas dapat ikut menunjukkan penghargaan kepada mereka.
“Kita selalu memberdayakan dan bagaimanapun juga mereka adalah pahlawan yang terlupakan. Kita selalu berikan apresiasi yang baik,” pungkasnya.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.