Kota Bekasi – Deretan halte modern di Kota Bekasi yang dulu dijuluki “halte sultan” kini berubah wajah. Bangunan yang sempat dibanggakan karena berdesain futuristik dengan fasilitas canggih, kini tampak lusuh, kotor, bahkan ada yang berubah fungsi jadi lapak dagangan.
Padahal, proyek halte bernilai Rp1,6 miliar dari APBD Perubahan 2023 itu sempat digembar-gemborkan sebagai wajah baru transportasi publik di Kota Bekasi.
Pantauan Gobekasi.id, Rabu (15/10/2025), kondisi di lapangan jauh dari ekspektasi. Dari 10 halte modern yang dibangun, dua di antaranya rusak, satu halte dipakai berjualan, sementara sisanya tampak kotor, dipenuhi debu dan sarang laba-laba.
Di Jalan Jenderal Sudirman, bangku halte tampak meleyot dan panel akriliknya copot. Sementara di Jalan Sersan Aswan, bangku besi sudah hilang menyisakan besi penyangga kosong.
Kondisi lebih memprihatinkan terlihat di Jalan Cut Mutia, Bekasi Timur. Halte yang seharusnya jadi tempat menunggu kendaraan umum justru berubah jadi lapak dagangan, dengan barang-barang menumpuk di dalamnya.
Pengguna Halte Nurpini (22), warga Bekasi Timur, menilai pemerintah perlu turun tangan menindak penyalahgunaan halte dan memastikan perawatannya.
“Halte itu kan fasilitas umum, harus digunakan sebagaimana mestinya. Pemerintah seharusnya menindak oknum yang menyalahgunakan,” ujarnya.
Ia juga mengaku sering kesulitan saat menunggu angkutan umum karena kursi halte hilang.
“Kalau lagi nunggu, kursinya hilang atau rusak kan susah. Orang bisa malas naik kendaraan umum kalau tempatnya gak nyaman,” tutur Nurpini.
Ia berharap Pemkot segera melakukan renovasi dan perawatan berkala. “Kalau bisa diperbaiki lagi, kursinya ditambah, atapnya dibenerin. Biar nyaman nunggu dan gak kehujanan.”
Sebelumnya, Pemkot Bekasi membangun 10 halte modern di sejumlah titik strategis. Rinciannya, lima halte di Jalan Cut Mutia, dua halte di Jalan Chairil Anwar, dua halte di Jalan Jenderal Sudirman, dan satu halte di Jalan Sersan Aswan.
Berdasarkan data dari laman sistem pengadaan elektronik (spse.inaproc.id/bekasikota), halte besar dibangun dengan pagu Rp180 juta per unit, sedangkan halte kecil Rp135 juta. Total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp1,665 miliar.
Fasilitas halte modern ini sejatinya dirancang lengkap: tempat duduk ergonomis, papan informasi trayek angkutan, CCTV yang terhubung dengan Area Traffic Control System (ATCS), colokan pengisian daya ponsel, hingga speaker pengumuman.
Namun baru setahun lebih sejak dibangun, sebagian besar halte kini dalam kondisi mengenaskan. Tidak tampak adanya upaya perawatan rutin dari pihak terkait.
Kini, halte yang semula diharapkan jadi ikon modernisasi transportasi di Kota Bekasi justru berubah jadi deretan bangunan sepi dan lusuh, simbol gagalnya perawatan fasilitas publik bernilai miliaran rupiah itu.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.