Kota Bekasi — Warga Kaliabang Bahagia, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, tiga minggu terakhir hidup dalam kepungan debu hitam misterius. Setiap pagi, lantai rumah, jendela, hingga kap mobil kembali dipenuhi butiran hitam bertekstur kasar—meski sudah dibersihkan malam sebelumnya.
Firman, salah seorang warga, memperlihatkan kondisi rumahnya pada Jumat, 14 November. Serbuk hitam sebesar pasir halus itu menempel di hampir seluruh permukaan.
“Ini kasar sekali, seperti pasir debu. Setiap pagi pasti ada lagi. Belum ada perubahan sama sekali, padahal sudah tiga minggu,” ucapnya.
Ia berharap pemerintah segera menyelidiki sumber pencemaran dan menindak perusahaan yang tak mematuhi aturan.
“Ini sudah mengganggu kesehatan dan kenyamanan warga.”
Debu yang Muncul Saat Warga Tidur
Keluhan serupa datang dari warga Kampung Rawa Bambu, salah satu area yang disebut paling terdampak. Banyak dari mereka kini memakai masker di dalam rumah karena debu yang masuk dari sela pintu dan jendela.
“Kalau pintunya kebuka, debu bisa masuk ke dalam rumah. Memang sangat mengganggu aktivitas warga,” kata Lurah Pejuang, Suhendra.
Ia mengatakan laporan warga mulai masuk tiga minggu lalu. Beberapa RW disebut terdampak cukup parah. Menurut Suhendra, debu itu tidak tampak pada siang hari.
“Biasanya malam kayaknya keluar. Jadi paginya baru kelihatan numpuk,” ujarnya.
DLH Turun, Sumber Debu Masih Gelap
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi melalui tim Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) telah meninjau lokasi dan mengambil sampel. Temuan awal mengonfirmasi adanya debu hitam menempel di permukaan rumah warga. Namun DLH belum memastikan sumbernya.
“Di wilayah kami banyak perusahaan yang pakai bahan bakar batu bara dan punya cerobong tinggi. Tapi untuk menentukan sumbernya, itu kewenangan penuh DLH,” kata Suhendra.
Warga menduga kuat debu berasal dari industri beremisi tinggi. Di Kelurahan Pejuang saja terdapat delapan perusahaan yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar.
DLH disebut sedang memeriksa laporan semester perusahaan, termasuk catatan emisi cerobong, sebelum mengumumkan hasil analisis resmi.
Menunggu Kepastian Pemerintah
Selama penyelidikan berlangsung, pemerintah kelurahan mengimbau warga tetap menjaga kesehatan dengan menutup rapat rumah pada malam hari dan memakai masker bila diperlukan. Namun warga mengatakan tindakan itu tak cukup menyelesaikan masalah.
Hingga berita ini diturunkan, DLH Kota Bekasi belum memberikan pernyataan resmi mengenai hasil pemeriksaan, sementara warga masih menunggu kepastian tentang sumber ‘hujan’ debu yang tiap subuh kembali mengotori lingkungan mereka.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.













