Bekasi  

Kota Bekasi Menguji Ekonomi Sirkular dari Bank Sampah hingga TPS3R

Kota Bekasi - Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menghadiri langsung pertemuan pengurus Bank Sampah dan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) se-Kota Bekasi yang digelar di Islamic Center Kota Bekasi. Foto: Ist/Gobekasi.id.
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menghadiri langsung pertemuan pengurus Bank Sampah dan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) se-Kota Bekasi yang digelar di Islamic Center Kota Bekasi. Foto: Ist/Gobekasi.id.

Kota Bekasi – Pemerintah Kota Bekasi kembali mencoba memperkuat fondasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Kali ini melalui seleksi mitra potensial implementasi proyek Circular Innovation for Transformation and Responsible Action (CITRA) Indonesia, sebuah program kolaborasi antara Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) dan United Nations Development Programme (UNDP).

Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menghadiri langsung pertemuan pengurus Bank Sampah dan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) se-Kota Bekasi yang digelar di Islamic Center Kota Bekasi.
Pertemuan ini diikuti pengelola bank sampah dan TPS3R dari berbagai wilayah, yang selama ini menjadi aktor kunci dalam pengelolaan sampah di tingkat tapak.

Bagi Kota Bekasi, kehadiran program CITRA Indonesia bukan sekadar proyek teknis pengurangan sampah. Tri Adhianto menegaskan bahwa program ini diarahkan pada perubahan sistemik—mulai dari tata kelola, kapasitas kelembagaan, hingga perilaku masyarakat.

“Program ini bukan hanya berbicara tentang pengurangan sampah, tetapi juga tentang transformasi perilaku, peningkatan kapasitas, dan inovasi sebagai fondasi pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” kata Tri, Rabu (17/12/2025).

Selama ini, persoalan sampah di perkotaan kerap berhenti pada isu hilir—pengangkutan dan pembuangan ke TPA. Melalui pendekatan ekonomi sirkular yang diusung CITRA Indonesia, Bekasi berupaya menggeser fokus ke pengelolaan dari hulu, dengan Bank Sampah dan TPS3R sebagai simpul utama.

Tri menyebut Bank Sampah dan TPS3R bukan sekadar unit teknis pengolah sampah, melainkan agen perubahan sosial di tingkat komunitas. Peran mereka dinilai krusial dalam membangun kesadaran warga untuk memilah sampah sejak dari sumber.

“Peran Bapak dan Ibu bukan hanya mengurangi timbulan sampah, tetapi juga menggerakkan kesadaran kolektif warga agar bertanggung jawab terhadap pilah sampah dari sumbernya,” ujarnya.

Namun, tantangan yang dihadapi tidak kecil. Banyak Bank Sampah dan TPS3R masih beroperasi dengan kapasitas terbatas, baik dari sisi manajemen, teknologi, maupun jejaring pasar. Karena itu, seleksi mitra CITRA Indonesia dipandang sebagai momentum untuk mendorong peningkatan kualitas kelembagaan agar lebih profesional dan berdaya saing.

Pemerintah Kota Bekasi berharap, melalui kolaborasi dengan UNDP dan TKN PSL, akan lahir model pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular yang tidak hanya berkelanjutan secara lingkungan, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.

“Kita berharap kualitas kelembagaan Bank Sampah dan TPS3R terus meningkat agar semakin profesional, modern, dan berdaya saing, sehingga mampu mendukung target Kota Bekasi menuju zero waste dari hulu,” tegas Tri.

Target tersebut juga dikaitkan dengan isu yang lebih luas, yakni kontribusi daerah terhadap penanganan sampah laut secara nasional—sebuah agenda yang selama ini banyak disorot dalam forum internasional.

Tri pun mengajak para pengurus Bank Sampah dan TPS3R untuk mengikuti proses seleksi dan pendampingan secara serius, terbuka terhadap inovasi, serta aktif membangun jejaring kerja sama lintas sektor.

Di tengah meningkatnya tekanan lingkungan dan keterbatasan daya tampung tempat pembuangan akhir, proyek CITRA Indonesia menjadi ujian penting bagi Kota Bekasi: apakah pengelolaan sampah berbasis masyarakat dapat naik kelas menjadi sistem yang terintegrasi, berkelanjutan, dan mampu bertahan tanpa bergantung sepenuhnya pada intervensi pemerintah.

Bagi Pemerintah Kota Bekasi, keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari berkurangnya volume sampah, tetapi dari sejauh mana perubahan perilaku dan tata kelola benar-benar terjadi di tingkat akar rumput.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *