Bekasi  

Taman Joglo dan Janji Ruang Tenang di Tengah Kota yang Penat

Kota Bekasi - Wali Kota Bekasi Tri Adhianto meresmikan Taman Joglo di RW 12 Kelurahan Bekasijaya, Kecamatan Bekasi Timur, Selasa (30/12/2025). Foto: Ist/Gobekasi.id.
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto meresmikan Taman Joglo di RW 12 Kelurahan Bekasijaya, Kecamatan Bekasi Timur, Selasa (30/12/2025). Foto: Ist/Gobekasi.id.

Kota Bekasi – Di RW 12 Kelurahan Bekasijaya, Kecamatan Bekasi Timur, sebuah taman diresmikan. Namanya Taman Joglo. Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menyebutnya bukan sekadar ruang hijau, melainkan ruang manusiawi—tempat warga berhenti sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan kota.

Dalam sambutannya, Tri menggambarkan taman sebagai ruang bersama yang melampaui fungsi fisik. Ia ingin taman menjadi tempat anak-anak bermain, orang tua berbincang, ibu-ibu bersosialisasi, bahkan ruang sunyi bagi mereka yang sedang dilanda persoalan hidup.

“Ketika ada persoalan keluarga di rumah, warga bisa duduk sendiri di taman ini, menenangkan pikiran,” ujar Tri.

Narasi ini terdengar sederhana, nyaris personal. Namun di kota padat seperti Bekasi—dengan tekanan ekonomi, kemacetan, dan persoalan sosial yang tak jarang menumpuk—kehadiran ruang publik kerap menjadi kemewahan yang langka.

Ruang Jeda di Kota yang Bergerak Terlalu Cepat

Tri menyebut taman sebagai tempat untuk “mengademkan pikiran”. Dalam pandangannya, ketenangan adalah prasyarat penyelesaian masalah.

“Kadang yang kita butuhkan itu bukan emosi, tapi jeda. Setelah pikiran adem, baru kembali ke rumah dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik,” katanya.

Pernyataan ini menarik, karena jarang kepala daerah berbicara tentang ruang publik dalam konteks kesehatan mental dan relasi keluarga.

Namun di sisi lain, pernyataan tersebut juga menyingkap kenyataan: banyak warga kota hidup dalam tekanan yang tak selalu bisa diselesaikan hanya dengan duduk di taman.

Taman menjadi simbol kehadiran negara di level paling dekat. Pertanyaannya, seberapa jauh simbol itu mampu menjawab persoalan struktural warga kota?

Anak-anak, Layar Gawai, dan Ruang Nyata

Tri juga menekankan fungsi taman sebagai alternatif dunia sosial bagi anak-anak. Ia berharap Taman Joglo menjadi ruang interaksi nyata, bukan sekadar latar foto atau ruang singgah.

Di tengah kekhawatiran orang tua terhadap ketergantungan gawai, taman diproyeksikan sebagai tempat anak-anak kembali belajar bersosialisasi secara langsung.

Namun pengalaman banyak kota menunjukkan, ruang publik hanya hidup jika dikelola dan dijaga. Tanpa aktivitas berkelanjutan, taman mudah berubah menjadi ruang kosong—atau sekadar fasilitas yang kehilangan makna.

Dari Ruang Hijau ke Tata Kelola Lingkungan

Peresmian Taman Joglo juga disertai pesan tentang pengelolaan lingkungan. Tri mendorong peran Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) untuk memastikan keberlanjutan taman dan lingkungan RW.

Ia mengaitkan pengelolaan lingkungan dengan dana hibah RW sebesar Rp100 juta, yang mensyaratkan keberadaan bank sampah dan upaya pengelolaan lingkungan.

Di titik ini, taman tidak lagi sekadar ruang publik, tetapi juga instrumen kebijakan. Warga didorong untuk aktif mengelola sampah, mengurangi limbah rumah tangga, membawa tumbler, hingga mengolah sampah organik secara mandiri.

Ajakan ini sejalan dengan narasi perubahan dari bawah. Namun seperti banyak program berbasis komunitas, keberhasilannya sangat bergantung pada konsistensi pendampingan, bukan hanya imbauan di podium peresmian.

Antara Simbol dan Keberlanjutan

Taman Joglo RW 12 kini berdiri sebagai ruang baru di Bekasijaya. Ia membawa harapan tentang kota yang lebih ramah, lebih tenang, dan lebih manusiawi.

Namun pengalaman kota-kota lain menunjukkan, tantangan sesungguhnya bukan pada peresmian, melainkan pada hari-hari setelahnya:apakah taman tetap terawat, apakah ia benar-benar digunakan warga lintas usia, dan apakah ia mampu menjadi ruang aman di tengah tekanan hidup perkotaan.

Di kota yang terus tumbuh dan kian penat, taman memang bisa menjadi jeda. Tapi jeda hanya bermakna jika diikuti kebijakan yang lebih luas—tentang hunian layak, pekerjaan, lingkungan bersih, dan ruang hidup yang adil.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

(Yuyun Wahyuni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *