Bekasi – Malam pergantian tahun 2025 menuju 2026 diperkirakan tidak akan sepenuhnya bersahabat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan mengguyur sejumlah wilayah Jabodetabek, termasuk Kabupaten dan Kota Bekasi, pada Rabu (31/12/2025).
Informasi yang disampaikan melalui akun resmi @infoBMKG ini menempatkan Bekasi dalam daftar wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan.
Hujan sedang diprediksi turun di Kabupaten Bekasi, sementara hujan lebat berpotensi terjadi di Kota Bekasi—bersamaan dengan Jakarta Pusat, Timur, Barat, Selatan, hingga Bogor dan Tangerang Raya.
Situasi ini bukan sekadar persoalan payung dan jas hujan. Bagi wilayah seperti Bekasi, hujan lebat pada malam pergantian tahun selalu menyisakan pertanyaan lama: sejauh mana kesiapan pemerintah daerah menghadapi risiko genangan dan banjir lokal?
Euforia Tahun Baru vs Ancaman Genangan
BMKG mengingatkan adanya potensi genangan air dan gangguan aktivitas masyarakat, terutama di titik-titik rawan banjir dan kawasan dengan drainase buruk. Peringatan ini menjadi relevan mengingat malam tahun baru identik dengan mobilitas tinggi, kerumunan massa, dan aktivitas luar ruang hingga dini hari.
Di banyak wilayah perkotaan, hujan lebat kerap berubah menjadi kemacetan, jalan licin, hingga genangan yang membahayakan keselamatan warga. Bagi pekerja sektor informal, pedagang, hingga warga yang harus tetap beraktivitas malam hari, hujan bukan sekadar gangguan, melainkan risiko nyata.
Ironisnya, peringatan serupa nyaris selalu muncul setiap akhir tahun. Namun, persoalan klasik seperti saluran tersumbat, sampah di drainase, dan minimnya antisipasi lapangan kerap kembali berulang.
Awal Tahun Lebih Ringan, Tapi Belum Aman
Memasuki Kamis, 1 Januari 2026, BMKG memperkirakan intensitas hujan di Jabodetabek akan menurun. Hujan ringan diprediksi melanda sebagian besar wilayah Jakarta, Kota dan Kabupaten Bekasi, serta Kota Tangerang.
Namun, hujan dengan intensitas sedang masih berpotensi terjadi di Kepulauan Seribu, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bogor, serta Tangerang Selatan.
Meski tidak ada prediksi hujan ekstrem, BMKG tetap mengingatkan potensi angin kencang, pohon tumbang, dan genangan air di kawasan padat penduduk dan dataran rendah.
Artinya, risiko belum sepenuhnya hilang—hanya berubah skala.
Peringatan yang Berulang, Antisipasi yang Dipertanyakan
BMKG menegaskan bahwa prakiraan cuaca bersifat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu. Masyarakat diimbau memantau kanal resmi seperti aplikasi InfoBMKG dan media sosial resmi.
Namun, di luar imbauan kepada warga, pertanyaan penting tetap mengemuka:
apakah pemerintah daerah sudah benar-benar belajar dari pola cuaca akhir tahun yang nyaris selalu sama?
Di tengah euforia pergantian tahun, kesiapsiagaan aparat, kondisi drainase, serta respons cepat di lapangan akan menjadi penentu apakah hujan hanya menjadi latar malam tahun baru—atau kembali berubah menjadi masalah tahunan yang terulang tanpa penyelesaian.
Pergantian tahun seharusnya bukan hanya soal hitung mundur dan pesta kembang api, tetapi juga momen mengukur sejauh mana kota-kota di Jabodetabek mampu berdamai dengan realitas cuaca ekstrem yang kian sering datang tanpa kompromi.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
(Yuyun Wahyuni)












