Bekasi  

Polisi Tangkap Admin Pemicu Tawuran Berdarah di Cikarang Utara

Kabupaten Bekasi - Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa. Foto: Ist/Gobekasi.id.
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa. Foto: Ist/Gobekasi.id.

Kabupaten Bekasi – Polres Metro Bekasi menangkap seorang pelajar yang berperan sebagai admin percakapan di media sosial dan disebut sebagai pemicu tawuran maut di Jalan Urip Sumoharjo, Desa Waluya, Kecamatan Cikarang Utara.

Bentrokan antarpelajar yang terjadi Rabu (24/9/2025) itu menewaskan dua korban berusia 15 tahun, berinisial A dan W.

Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa, menyebut admin tersebut dianggap sebagai pelaku utama karena menerima tantangan hingga memicu pertemuan antar dua kelompok.

“Kalau pelaku utamanya sudah kami amankan. Karena adminnya yang menerima tantangan itu. Jadi yang mengajak itu kan, kami bisa bilang pelaku utama yang mengajak tawuran sebenarnya. Dia mengalami luka di tangan,” kata Mustofa kepada wartawan, Selasa (30/9/2025).

Mustofa mengungkapkan, tawuran bermula dari ajakan melalui direct message (DM) Instagram. Dua kelompok dari sekolah berbeda sepakat untuk bertemu dan saling serang. Bahkan, ada kelompok lain yang sempat diajak bergabung.

Muncul dugaan bahwa aksi brutal itu dilakukan untuk kebutuhan konten, namun polisi belum memastikan hal tersebut.

“Kalau konten saya tidak bisa menyebut itu motifnya. Tapi rata-rata kan kalau peristiwa tawuran itu ada yang suka mengajak juga dan memviralkan,” ujarnya.

Menurut Mustofa, dalam setiap tawuran biasanya ada pembagian peran.

“Di peristiwa tawuran itu ada beberapa kelompok. Ada yang menonton, ada pelaku sendiri, ada yang bagian memvideokan, ada yang bagian menayangkan di Instagram kelompok mereka. Semua ada sendiri-sendiri,” ungkapnya.

Polisi menegaskan, hanya satu korban yang benar-benar meninggal karena luka bacok. Sementara satu pelajar lainnya tewas akibat kecelakaan tunggal ketika berusaha melarikan diri.

“Jadi korban dari peristiwa tawuran itu sebenarnya satu yang luka bacok. Yang satu ini kan tidak ada lukanya, mungkin panik tawuran, terjadi laka tunggal,” jelas Mustofa.

Hasil otopsi memastikan korban bacok meninggal akibat sabetan senjata tajam, sedangkan korban kecelakaan tewas karena benturan keras. Selain itu, empat pelajar lain mengalami luka bacok. Tiga sudah diperbolehkan pulang, sementara satu masih dirawat.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *