Kota Bekasi – Sorotan publik terhadap Direktur Utama Perumda Tirta Patriot, Ali Imam Faryadi, tak lagi sebatas kritik internal.
Video dirinya yang tertangkap kamera diduga tertidur pulas saat rapat pembahasan penyertaan modal BUMD tahun anggaran 2026 di DPRD Kota Bekasi kini berubah menjadi gelombang kemarahan warga.
Cuplikan yang viral di media sosial itu memperlihatkan Ali duduk bersandar, mata terpejam, nyaris tanpa respon.
Di ruang rapat yang membahas anggaran miliaran rupiah, seorang pucuk pimpinan perusahaan air milik daerah justru terlihat tak hadir sepenuhnya—secara mental maupun etika.
Baca Juga: Insiden Dirut Tertidur dan “Operasi Penyelamatan Reputasi” di DPRD Bekasi
Ali menjabat Dirut sejak 17 Juli 2023. Di tengah berbagai keluhan publik mengenai layanan air yang belum membaik, insiden ini mempertegas kegelisahan masyarakat: apakah pemimpinnya benar-benar bekerja?
Harta Kekayaan Dibedah Publik
Tak lama setelah video itu tersebar, publik menelusuri LHKPN Ali yang dilaporkan pada 2024 di situs e-LHKPN KPK. Angka total kekayaannya: Rp1,26 miliar.
Rinciannya: Tanah dan bangunan di Kota Bekasi, 1 unit Mazda CX-5, 2 unit sepeda motor, Kas ratusan juta rupiah dan berbagai harta bergerak lainnya.
Namun Ali juga melaporkan utang Rp615 juta, hampir separuh aset yang dimiliki. Kombinasi harta dan insiden viral itu memunculkan dugaan ketidaklayakan etika dan profesionalitas yang kini diperbincangkan warga.
Penghinaan terhadap Forum Resmi
Pengamat kebijakan publik, Rico Noviantoro, menilai dugaan tidur di rapat bukan sekadar kelalaian teknis:
“Ini pelecehan terhadap forum DPRD. Jika terkonfirmasi, evaluasi jabatan bahkan pergantian pimpinan harus dipertimbangkan,” tegas Rico.
Baca Juga: Diamnya Wali Kota dan Dirut Tertidur: “Cacat Logika Kepemimpinan” di Bekasi
Rico menekankan bahwa pejabat BUMD hadir dalam rapat atas mandat publik. Mereka tidak hanya membawa nama institusi, tetapi amanat seluruh pelanggan yang membayar tarif air setiap bulan.
“Kecuali memang sedang sakit, sikap ini masuk kategori bad attitude. Pengawas BUMD harus turun tangan,” ujarnya.
Uang Publik, Etika Pejabat, dan Kepercayaan yang Terkikis
Tinta protes atas performa Tirta Patriot belum kering: masalah cakupan layanan, gangguan distribusi air, hingga kualitas pelayanan yang sering menuai keluhan.
Kini, video viral itu melengkapi daftar alasan publik untuk mempertanyakan kelayakan tokoh di kursi dirut.
Baca Juga: Respons Wali Kota Bekasi Dinilai Lemah Soal Dirut Tidur Saat Rapat: Itu Fakta Visual, Bukan Dugaan
Isu ini sudah bukan lagi soal seorang pejabat yang mengantuk. Ini tentang kepatuhan etik seorang pemimpin BUMD, tanggung jawab terhadap APBD dan dana masyarakat dan kredibilitas pengelolaan layanan vital: air bersih.
Ketika ruang rapat DPRD saja tidak dihormati, bagaimana publik bisa berharap Dirut Perumda Tirta Patriot bekerja lebih baik untuk rakyat?
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.













