Bekasi  

30 Persen Warga Luar Berobat Corona di Bekasi

13 Kecamatan di Kabupaten Bekasi Nihil Covid-19
Petugas melakukan pemeriksaan kesehatan bagi pengguna jalan

Sebanyak 30 persen warga luar Bekasi berobat agar sembuh dari Covid-19. Angka tersebut terdata pemerintah setempat sejak merebaknya wabah virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut.

Saat ini, warga yang tidak ber-KTP Sebagian sudah dinyatakan sembuh dan pulang kerumahnya masing – masing.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati mengatakan, rumah sakit di wilayahnya sedang menangani ratusan pasien Covid-19. Namun angka pasien yang ditangani sedikit demi sedikit bertambah.

Namun, jumlah pasien yang sembuh per hari juga kerap bertambah. Ratusan pasien positif yang dirawat di rumah sakit bukan sepenuhnya warga Kota Bekasi.

”Hampir 30 persen pasien yang dirawat di RS ber-KTP luar Bekasi,” katanya, Senin (16/11/2020).

Menurut dia, data tersebut sebagiamana setiap rumah sakit menerima pasien pasti memberikan laporan.

Untuk itu, pemerintah akan melakukan pengecekan siapa saja yang dirawat akibat corona dan sudah dipastikan 30 persen bukan warga Bekasi.

Salah satu penyebab terjadinya banyak pasien dari luar Bekasi karena posisi Kota Bekasi yang diapit oleh beberapa wilayah besar, seperti DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi, Bogor hingga Depok.

Posisi kota yang seperti ini membuat tingginya lalu lintas warga untuk keluar masuk kota Bekasi. Bahkan ada yang tinggal di Bekasi tetapi masih berstatus KTP kota lain.

Meski demikian, perawatan pasien Covid-19 tetap dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Sehingga, pemerintah akan mendata setiap pasien yang ber-KTP non-Kota Bekasi.

Nantinya, Pemkot Bekasi akan berkirim surat ke daerah asal para pasien yang dirawat.

”Pasien ada juga yang berasal dari Sulawesi dan Kalimantan,” ungkapnya.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menambahkan, pemerintah telah menggunakan sebanyak lebih dari 71.000 PCR kit kepada masyarakat untuk mendeteksi Covid-19.

”Sejak Maret lalu sudah 71.000 pemeriksaan menggunakan PCR terhadap warga yang berada di 12 Kecamatan dan 56 Kelurahan,” katanya.

Menurut dia, sebanyak 71.000 kit dipergunakan untuk masyarakat baik yang hanya sekali melakukan tes setelah dinyatakan negatif, begitu pula bagi mereka yang dinyatakan positif hingga hasilnya negatif.

”Kalau positif kan pasien tersebut juga kami swab lagi sampai hasilnya negatif. Jadi 71.000 kit bukan mengartikan jumlah masyarakat yang kami periksa,” ungkapnya.

Rahmat menjelaskan, apabila dipersentasikan, kurang lebih total masyarakat Kota Bekasi yang telah di-swab sebanyak 2,7 persen dari jumlah populasi sebesar 2,4 juta jiwa.

Meski kegiatan tes swab massal di Bekasi telah berakhir, namun pihaknya masih akan terus melakukan penelusuran melalui 43 puskesmas di wilayah-wilayah.

Ia mengimbau masyarakat Kota Bekasi untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan mengedepankan 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak aman).

(SHY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *