Kota Bekasi menjadi satu-satunya wilayah di Jawa Barat dengan status zona merah. Hingga hari ini, total Covid-19 di Kota Bekasi hingga mencapai 7.325 kasus.
Kendati begitu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi justru menyatakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah sudah bisa digelar.
Alasan politisi Golkar itu lantaran tren penyebaran Covid-19 di Kota Bekasi semakin menurun.
“Kalau menurut saya, sekolah juga sudah bisa dilakukan. Daripada kondisi daring bikin anak-anak malas dan tidak bergerak,” katanya saat dikonfirmasi, Senin (9/11/2020).
Perhitungan Rahmat, Covid-19 di Kota Bekasi hingga saat ini memang mencapai 7.325 kasus. Namun, dia mengklaim persentase jumlah pasien sembuh juga besar.
Rinciannya, sambung dia, kasus aktif Covid-19 di Kota Bekasi hanya 5,2 persen dari total kasus.
“Angka kesembuhannya 93 persen. Angka kematiannya 2 persen, pasien (kasus) aktif 5,2 persen,” ujar dia.
Menurut Pepen, 7.325 kasus Covid-19 yang terhitung sejak awal Maret 2020 tak sebanding dengan jumlah penduduk Kota Bekasi.
“Jadi jangan lihat 7.000-nya, tapi lihat dari 2,4 juta penduduk. Keberhasilannya 93 persen angka kesembuhannya, 2 persen angka kematiannya. Secara epidemiologinya, reproduksinya juga rendah dong,” tegas dia.
Rahmat meyakini, tes swab dan rapid test masif yang dilakukan pemerintah dapat dengan mudah mengontrol penyebaran Covid-19.
Dengan demikian rantai penyebaran Covid-19 akan terputus.
Catatan pada Minggu (8/11/2020). Dari total kasus, 443 pasien masih dirawat, 6.739 pasien dinyatakan sembuh, dan 143 orang meninggal dunia.
Jumlah pasien yang meninggal tidak bertambah dibandingkan data kemarin.
(MYA)