Bekasi  

Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Kenaikan Harga Sayur Mayur di Bekasi

Pasar Bekasi
Pasar Bekasi

Para pedagang sayur mayur di Pasar Baru Bekasi, Bekasi Timur, Kota Bekasi, mengeluhkan penurunan omzet yang cukup signifikan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025.

Kenaikan harga sayur mayur yang terjadi dalam sepekan terakhir, terutama sejak awal Desember, menyebabkan daya beli konsumen menurun drastis.

Iwan (34), salah seorang pedagang sayur di pasar tersebut, menyebutkan bahwa omzet penjualannya turun sekitar 50 persen akibat kenaikan harga bahan pokok.

“Kalau penurunan omzet ini terjadi 50 persen, soalnya harga bahan sayurnya naik,” kata Iwan pada Senin (9/12/2024).

Ia menambahkan, meski biasanya pasar ramai menjelang Nataru, kali ini penjualan justru sepi karena harga bahan pokok yang tinggi.

Penyebab utama dari kenaikan harga sayur mayur di Pasar Baru Bekasi adalah cuaca ekstrem yang terjadi di berbagai wilayah.

Banyak petani yang mengalami gagal panen akibat hujan deras dan banjir yang melanda sejumlah daerah.

Beberapa wilayah di Jawa Barat, seperti Sukabumi, dan di Jawa Tengah dilaporkan mengalami banjir yang mempengaruhi pasokan bahan pangan ke pasar-pasar di Bekasi. Selain itu, gangguan pada akses distribusi akibat longsor dan kerusakan infrastruktur juga memperburuk situasi.

“Faktornya kan cuaca. Di beberapa wilayah seperti Sukabumi di Jawa Barat terjadi banjir, begitu juga di Jawa Tengah, jadi pasokan ke sini ikut terdampak,” ujar Iwan.

Dampak dari kenaikan harga ini sangat dirasakan oleh konsumen yang sebelumnya terbiasa dengan harga bahan pokok yang lebih stabil. Iwan membandingkan kondisi saat ini dengan tahun lalu, di mana kenaikan harga tidak terlalu signifikan.

“Kalau tahun lalu sih enggak seperti kayak sekarang, karena situasi cuacanya enggak begitu ekstrem kayak sekarang,” tambahnya.

Iwan juga mengungkapkan bahwa harga sayur yang dijualnya dipengaruhi oleh harga di Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi, tempat ia mendapatkan pasokan sayur mayur.

“Pendistribusiannya kan ke pasar induk, kalau di sana naik, ya kita di sini ikut naik,” katanya.

Kenaikan harga sayur mayur yang terjadi cukup signifikan, membuat para pedagang kesulitan mengatur harga jual untuk setiap komoditas.

Beberapa harga sayur yang mengalami lonjakan, antara lain, tomat yang sebelumnya dijual seharga Rp10.000 per kilogram kini menjadi Rp20.000, kol dari Rp5.000 menjadi Rp10.000, kentang yang semula Rp10.000 kini dijual Rp15.000, dan jengkol yang sebelumnya Rp18.000 menjadi Rp25.000 per kilogram.

Selain itu, harga cabai juga mengalami kenaikan tajam. Cabai merah, yang semula Rp20.000, kini dipasarkan Rp35.000 per kilogram. Cabai rawit yang sebelumnya Rp25.000, kini mencapai Rp40.000, sementara cabai hijau dari Rp20.000 kini dijual seharga Rp35.000.

Begitu juga dengan bawang merah, yang harganya naik dari Rp25.000 menjadi Rp40.000 per kilogram.

Kondisi ini menambah beban masyarakat yang mengandalkan pasar tradisional untuk kebutuhan sehari-hari, terutama menjelang musim liburan panjang Natal dan Tahun Baru.

Para pedagang berharap situasi ini segera membaik agar mereka dapat kembali berjualan dengan lancar dan konsumen dapat membeli bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.

kuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *