Kota Bekasi – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, Saifuddin Siroj, menyoroti maraknya kasus pencabulan anak di bawah umur. Ia menegaskan orang tua harus lebih waspada terhadap aktivitas anak di media sosial yang rawan dimanfaatkan predator seksual.
“Kekerasan seperti itu datangnya dari media sosial, baik dari Instagram, Facebook, WhatsApp, TikTok, dan sebagainya. Siapa yang bertanggung jawab? Tanggung jawab orang tua. Jangan abaikan anak-anak mereka yang menggunakan ponsel,” ujar Saifuddin, Sabtu (30/8/2025).
Saifuddin menilai kasus pencabulan anak tidak boleh dianggap sepele. Menurutnya, pencegahan harus dilakukan sejak dini oleh keluarga, sekolah, hingga aparat.
“Polisi punya unit perlindungan anak. Jangan hanya menunggu laporan, tapi harus aktif turun ke masyarakat. Lebih baik mencegah daripada mengobati,” ujarnya.
Saifuddin menambahkan, korban pencabulan kerap mengalami trauma yang harus ditangani serius dengan konseling maupun pendampingan psikolog.
“Apalagi masih di bawah umur. Penanganan trauma yang dialami psikiater dan psikolog harus tuntas,” jelasnya.
Meski MUI belum menerima laporan resmi terkait kasus pencabulan di Bekasi, pihaknya tetap melakukan sosialisasi.
“LDK dan departemen hukum telah mengunjungi beberapa sekolah. Dan ini akan terus diintensifkan, terutama masalah perundungan,” katanya.
Saifuddin mengingatkan orang tua untuk selalu mengawasi anak-anak mereka.
“Perhatikan bagaimana mereka belajar, kapan pergi, dan kapan pulang. Di mana anak berada, orang tua harus tahu. Waspadalah terhadap pergaulan mereka,” pungkasnya.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.