Bekasi  

Pemerintah Diminta Maksimal Dukung Penanganan Kasus Kekeresan Terhadap Perempuan

Pemerintah Indonesia diminta maksimal menanggulangi kasus kekerasan yang menimpa kaum perempuan. Pasalnya, sejauh ini kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan masih kerap terjadi di sejumlah tempat.

Dalam momentum Hari Internasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan yang jatuh pada tanggal 25 November belum lama ini, Aktifis Perempuan Kota Bekasi, Nofia meminta pemerintah tegas dalam penanganan atau pendampingan bagi perempuan yang terjerat kasus atau menjadi korban kekerasa.

“Kekerasan terhadap perempuan memiliki banyak dimensi, mencakup kekerasan fisik, psikis, seksual, dan finansial,” kata wanita yang juga Pendiri Komunitas Persatuan Perempuan Residivis Indonesia (PPRI), Senin (9/12/2019).

Menurut Nofia, kekerasan terhadap perempuan termasuk dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang serius dan jelas butuh banyak perhatian dan dukungan baik dari pemerintah maupun masyarakat.

Untuk mendorong perhatian pemerintah, Nofia mengaku telah menggelar aksi pada kesempatan Hari Bebas Berkendara atau Car Free Day di Taman Ekspresi Lapangan Sempur Bogor, Yayasan Aksi Keadilan Indonesia, Minggu (8/12/2019) kemarin.

Aksi itu diikuti sejumlah aktifis dari berbagai komunitas di wilayah Jabodetabek sekaligus menggelar dialog sebagai bentuk upaya menyuarakan akses keadilan terhadap para perempuan korban kekerasan serta pengguna NAPZA.

Selain dialog terbuka, kata dia, juga menyajikan drama tentang kisah Bunga. Bunga adalah perempuan mantan narapidana narkoba yang merana akibat tidak terpenuhi hak nya karena adanya stigma dan diskriminasi dari keluarga, masyarakat, bahkan pemerintah.

“Melalui drama kisah Bunga, kami berharap pemerintah dapat lebih menyadari dan lebih memaksimalkan peran serta dukungan dalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan. Komunitas juga dirasa perlu terlibat dalam menyusun strategi pencegahan dan penanggulangan terkait kasus perempuan agar program berlangsung dengan efektif,” kata dia.

Menurut Nofia, kgiatan ini bertujuan untuk membagikan informasi tentang kekerasan terhadap perempuan dan dampak yang ditimbulkan.

“Acara ini juga jadi bagian dari ajang silaturahmi guna memperkuat solidaritas teman-teman penggiat sosial di Jabodetabek,” imbuhnya.

(YUN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *