Bekasi  

Sampah Menumpuk, Longsor Mengancam! Begini Kondisi Zona 3 TPA Sumur Batu

Kota Bekasi - Kondisi TPA Sumur Batu ditengah ancaman longsor sampah, Selasa (7/10/2025). Foto: Septian/Gobekasi.id.
Kondisi TPA Sumur Batu ditengah ancaman longsor sampah, Selasa (7/10/2025). Foto: Septian/Gobekasi.id.

Kota Bekasi – Ancaman longsor di TPA Sumur Batu, Bantargebang, Kota Bekasi, seolah menjadi hal yang rutin terjadi setiap tahunnya. Bagi warga sekitar dan para pekerja kebersihan, kondisi itu bukan lagi hal baru, melainkan kekhawatiran yang selalu menghantui terutama saat musim hujan tiba.

Menurut warga dan penggiat lingkungan, area yang paling rawan longsor berada di zona tiga, yaitu titik utama penimbunan sampah di TPA tersebut.

Di lokasi itu, gunungan sampah menjulang tinggi, sebagian bahkan sudah menyerupai bukit buatan yang rapuh. Saat hujan deras turun, berat jenis sampah meningkat dan tekanan di bagian bawah menjadi tidak seimbang. Akibatnya, sebagian timbunan amblas dan merembet ke area sekitarnya.

“Beberapa kali longsor, terutama di zona tiga. Itu yang paling parah,” ujar Bagong Suyoto, Ketua Koalisi Persampahan Nasional, saat ditemui di lokasi, Selasa (7/10/2025).

Ia menyebut, kondisi tersebut sudah berlangsung lama dan semakin memburuk karena minimnya perawatan serta keterbatasan peralatan.

Menurut Bagong, penyebab utama longsor berulang adalah kurangnya alat berat untuk menata tumpukan sampah secara merata.

“Sekarang yang beroperasi cuma tiga alat berat, padahal idealnya delapan. Karena alatnya kurang, sampah ditumpuk terus. Kalau hujan, ya gampang longsor,” jelasnya.

Tumpukan yang tidak tertata dengan baik membuat bagian bawah sampah menjadi labil. Lapisan bawah yang sudah jenuh oleh air lindi kehilangan daya dukungnya, sehingga timbunan mudah melorot.

“Ini bukan sekadar longsor kecil. Kalau sudah bergerak, bisa nyeret truk atau alat berat yang ada di sekitarnya,” ungkapnya.

Selain faktor teknis, Bagong menilai sistem pengelolaan yang masih open dumping turut memperparah keadaan.

Sampah hanya ditumpuk tanpa proses pemadatan atau penutupan tanah seperti pada sistem sanitary landfill. Akibatnya, struktur tumpukan tidak stabil dan mudah berubah bentuk ketika terkena hujan atau tekanan tambahan.

“Sebenarnya pemerintah sudah tahu sejak lama, tapi sampai sekarang belum ada perubahan signifikan. Padahal TPA Sumur Batu ini sudah beroperasi sejak 2001 dan kondisinya makin kritis,” kata Bagong.

Ia menambahkan, longsor juga berdampak pada lingkungan sekitar, terutama karena air lindi yang meluap dan mencemari aliran Kali Ciketing serta Kali Asem.

“Lindinya makin banyak, baunya makin tajam, dan kalau nggak segera ditangani, pencemaran bakal makin parah,” tegasnya.

Bagong berharap Pemerintah Kota Bekasi segera menyiapkan langkah tanggap darurat, mulai dari perbaikan sistem penataan, penambahan alat berat, hingga pengawasan keselamatan bagi para sopir truk dan operator di lapangan.

“Kita tidak mau menunggu korban baru bertindak. Zona tiga ini sudah berbahaya,” ujarnya.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *