Bekasi  

Balita Meninggal Saat Dibawa Mengemis, Wali Kota Peringatkan Dinsos

Perkantoran dan Tempat Hiburan Malam di Kota Bekasi Tetap Beroperasi Meski Jakarta Terapkan PSBB Total
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Stadion APtriot Candrabhaga

Meninggalnya balita dua tahun berisinial ASG yang dibawa mengemis oleh ibunya, Nur Astuti Anjaya (32) menjadi potret buruk kemiskinan di Kota Bekasi.

Parahnya, ibu kandung balita laki-laki itu mengaku kalau anaknya meninggal lantaran sakit dan terbentur biaya. Padahal, Kota Bekasi sempat mengusung program kesehatan gratis.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi tak berdalih saat disindir kurang perhatiannya pemerintah terhadap warga miskin. Rahmat dengan besar hati mengakui kelalaian pihaknya dalam menanggani warga miskin.

“Mungkin ada satu kelalaian dari kami ya, antisipasi terhadap ketidakmampuan warga kita, Dinas Sosial,” kata Rahmat kepada wartawan.

Rahmat berjanji akan lebih meningkatkan penanganan warga miskin agar peristiwa serupa tak terjadi lagi.

Instansi terkait yang membidangi itu diminta untuk dapat mendeteksi keberadaan warga miskin, khusunya para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

Hal itu agar bantuan materi dan fasilitas kesehatan bisa diberikan kepada mereka yang membutuhkan.

“Tapi sebenarnya kami juga ada fasilitas, ada rumah singgah yang luar biasa, harusnya bisa terdeteksi, kan satpol di kecamatan kami ada,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Kasubbag Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing Andari mengatakan kejadian itu diketahui pada, Kamis (26/11/2020) Pukul 15.20 WIB.

“Korban sudah dilakukan visum ke RSUD Bantar Gebang, tidak ada tanda-tanda kekerasan,” kata Erna, Jumat (27/11/2020) dalam keterangan tertulisnya.

Rupanya, setelah di interogasi polisi, ibu kandung korban mengaku jika anaknya itu sudah dalam kondisi sakit.

Namun, karena tidak ada yang mengurus di rumah dan terkendala ekonomi untuk membawa berobat, ibu korban justru memaksakaan membawa anaknya untuk mengemis di Pasar Bantar Gebang.

“Posisi saat itu anaknya digendong dengan kain, namun ibunya melihat anaknya sudah diam, coba dibangunkan tapi tak sadar,” ungkapnya.

Panik dengan kondisi anaknya, Nur Astuti menangis histeris hingga mengundang perhatian pengunjung dan pedagang pasar.

Masyarakat disana lalu mengahampiri Nur Astuti dan anaknya hingga menghubungi petugas kepolisian.

Oleh polisi, balita laki-laki tersebut dibawa ke RSUD Bantar Gebang. Rupanya, disana medis menyatakan jika ASB sudah dalam kondisi meninggal dunia.

(MYA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *