Bekasi  

Sky Train Bekasi: Progres Bertahap atau Janji yang Terus Bergerak?

Kota Bekasi - Skytrain Bandara Soeta. Foto: Ist
Skytrain Bandara Soeta. Foto: Ist

Kota Bekasi – Wali Kota Bekasi Tri Adhianto kembali berbicara tentang proyek Sky Train—kereta layang yang sejak awal digadang-gadang menjadi solusi kemacetan Kota Patriot. Namun pernyataan terbarunya justru menegaskan satu hal: proyek itu masih berada pada fase berproses.

“Sky Train juga berproses, ya masih terus kami kaji. Mudah-mudahanlah dan satu per satu,” ujar Tri singkat saat ditemui di Alun-alun M. Hasibuan, Bekasi Selatan, Rabu (31/12/2025).

Kalimat yang terdengar normatif ini menambah daftar panjang pernyataan serupa.. Sky Train kerap disebut “segera”, “dalam proses”, atau “tinggal perizinan”, tetapi belum pernah benar-benar melampaui tahap konseptual di ruang publik.

Proyek Strategis yang Masih Berkutat di Meja Izin

Pada Oktober 2025, Tri sempat lebih optimistis. Ia menyatakan Sky Train akan segera terealisasi dan tengah memasuki fase perizinan dari pemerintah pusat.

“Proses perizinan dari pemerintah pusat saya kira sudah kami sepakati ya bahwa nanti akan ada Sky Train,” kata Tri, Jumat, 17 Oktober 2025.

Namun hingga akhir 2025, belum ada kejelasan soal skema pendanaan, badan usaha pelaksana, maupun tenggat waktu pembangunan.

Dalam proyek transportasi perkotaan, fase perizinan sering kali menjadi bottleneck yang memakan waktu bertahun-tahun—terutama jika melibatkan lintas kementerian dan potensi kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

Pernyataan “masih terus kami kaji” mengindikasikan bahwa Sky Train belum sepenuhnya keluar dari fase perencanaan awal.

Rute Sudah Disebut, Kepastian Masih Menggantung

Tri menyebut beberapa titik stasiun sudah ditetapkan: mulai dari depan Kantor Pemerintah Kota Bekasi, kemudian Summarecon, dan berakhir di LRT Bekasi Barat.

Penetapan rute ini memberi kesan progres. Namun dalam praktiknya, penentuan titik stasiun baru sebatas konsep spasial. Belum jelas apakah kajian teknis—seperti dampak lalu lintas, pembebasan ruang udara, hingga integrasi antarmoda—telah rampung.

Di kota dengan kepadatan tinggi seperti Bekasi, kereta layang bukan sekadar soal jalur dan tiang beton, tetapi juga konflik ruang, keselamatan, dan penerimaan publik.

Antara Visi Transportasi dan Beban Realitas

Sky Train diposisikan sebagai simbol modernisasi transportasi Kota Bekasi. Namun publik belum disuguhi jawaban atas pertanyaan mendasar: apakah proyek ini prioritas paling mendesak dibanding pembenahan transportasi eksisting seperti angkutan umum, feeder LRT, atau rekayasa lalu lintas?

Pengalaman kota-kota lain menunjukkan proyek prestisius kerap tersendat bukan karena kurangnya visi, melainkan karena lemahnya kesiapan fiskal dan teknis. Tanpa transparansi soal biaya dan skema investasi, Sky Train berisiko menjadi proyek wacana yang terus bergeser dari satu periode ke periode berikutnya.

Menunggu Lebih dari Sekadar Pernyataan

Di tengah pernyataan Tri yang semakin singkat dan hati-hati, publik Bekasi berada pada posisi menunggu: apakah Sky Train benar-benar akan naik rel, atau tetap melayang di udara sebagai janji politik jangka panjang.

Hingga kini, yang terlihat baru sebatas narasi progres bertahap—tanpa peta jalan yang terukur. Dan bagi warga kota yang setiap hari bergulat dengan kemacetan, progres bertahap tanpa kepastian waktu bisa terasa tak lebih dari sekadar repetisi janji.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

(Syafira Y.M)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *