Ahmad Birawan, terduga pelaku perakit bom jaringan dosen nonaktif Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith untuk aksi Mujahid 212 pada, (28/9/2019) ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Ahmad ditangkap tanpa perlawanan di kediamannya Kavling Agraria, Jalan Melon Nomor 10, RT 03/26, Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (20/10/2019) sekira pukul 06.00 WIB pagi.
Penghuni Indekos milik keluraga Ahmad Birawan, Giri Ageng Laksono (31) mengatakan jika selama ini terduga selalu berada dirumah. Padahal Ahmad Birawan mengaku kepada giri bekerja di salah satu Panti Rehabilitas Narkoba di Jakarta.
“Saya ngekos disini dari Tahun 2014. Kenal ya cukup lama dengan Pak Ahmad. Katanya sih kerja di Panti Rehabilitas Narkoba di Jakarta,” ungkap Giri, Minggu (20/10/2019) kepada gobekasi.
Namun kekinian, Giri tak lagi berkomunikasi dengan Ahmad Birawan sampai-sampai nomor kontak yang ada di telepon pintarnya itu sudah tak aktif lagi.
“Wakti iti sering ngobrol juga, ya orangnya biasa saja. Dirumahnya itu tidak afa aktivitas yang mencurigakan sih ya,” ujar Giri.
Ketua RT 03, Nyoman Adiwirawan (58) mengatakan jika penangkapan terhadap warganya itu terjadi pukul 06.10 WIB. Terdapat tiga mobil anggota dengan belasan personel yang dilengkapi senjata laras panjang.
“Jam 05.40 WIB saya sudah dihubungi pihak polisi jika ada penangkapan. Kebetulan saya masih ada pengajian, pukul 06.10 WIB saya ke lokasi pelaku sudah di borgol,” kata Nyoman.
Nyoman mengaku, sejak menjadi Ketua RT pada bulan Juli 2019 lalu, ia baru mengetahui sosok Ahmad Birawan. Sebab, selama ini terduga pelaku tidak aktif di lingkungan jika ada kegiatan RT/RW.
“Yang saya tahu itu istrinya saja, Saya baru lihat pelaku ya semenjak penangkapan ini baru lihat mukanya,” ungkapnya.
Kekinian diketahui, Ahmad Biriawan merupakan jaringan Abdul Basith yang merupakan otak pemasok bom molotov saat aksi Mujahid 212, Sabtu (28/92019) dan sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Dosen IPB itu bukan saja sebagai pemasok, dia juga memproduksi dengan dibantu rekannya berinisial S alias L.
Lewat L dan OS yang bertugas mencari dana untuk eksekutor di lapangan, mereka merekrut JAF, AL, NAD, dan SAM, YF, ALI dan FEB.
Kepada polisi, Abdul Basith mengaku berencana meledakkan bom-bom itu di sejumlah titik di Jakarta jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi dan Ma`ruf Amin.
Bahkan belakangan, sebuah fakta baru lainnya terungkap. Bom-bom molotov hasil produksinya tersebut akan digunakan untuk meledakkan gerai Indomaret di Jakarta.