Pemerintah Kota Bekasi menargetkan 92 persen warga menjalani vaksinasi Covid-19 hingga akhir bulan Oktober 2021.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku saat ini capaian vaksinasi Covid-19 untuk dosis pertama telah mencapai 70 persen berdasarkan data fasilitas kesehatan (faskes) di Komite Penangan Covid-19 Pemulihan Ekonomi Kota Bekasi.
“Saya targetin sampai tanggal 31 Oktober ini, 92 persen bagi dosis satu, yang penting dosis satu aja dulu,” kata Rahmat, Kamis (21/10/2021).
Menurutnya, jika dilihat berdasarkan catatan Nomor Induk Kependudukan (NIK), ia mengatakan sudah melebihi 70 persen.
“Sekarang sudah 70 persen ( dosis pertama) di fakesnya di KPC-PEN, kalau dari NIK (KTP Kota Bekasi) sudah lebih dari 70 persen,” ujarnya.
Rahmat mengungkapkan bahwa 99,65 persen RT di wilayahnya nihil kasus Covid-19 atau berstatus zona hijau.
Hal tersebut berdasarkan data terbaru Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Transformasi Pemulihan Ekonomi Kota Bekasi, Minggu (17/10/2021).
Saat ini terdapat 7.110 dari 7.135 RT yang sudah berstatus zona hijau.
“RT Zona merah dan zona oranye nihil,” ujarnya.
Rahmat mengatakan, untuk RT yang masuk ke zona kuning tersisa sebanyak 25 RT atau hanya 0,35 persen dari keseluruhan RT di Kota Bekasi.
Sementara itu, untuk kasus aktif, ia mengeklaim saat ini hanya ada 29 pasien di 17 kelurahan.
“Kasus tertinggi berada di Kelurahan Jaka Setia, enam orang; disusul Pengasinan dengan empat kasus,” ujarnya.
Cara Baru Pemkot Bekasi Kejar Herd Immunity
Rahmat berkemuka jika baru-baru ini ia menerjunkan petugas dengan menyebar di 560 titik dengan rincian satu kelurahan 10 titik.
“Tapi sekarang setiap RW. Jadi ada 1.018 RW kami tetapkan untuk menjadi pusat, door to door, jemput bola untuk vaksin masyarakat.
Memang kendalanya saat ini yang sangat spesifik itu adalah keengganan terhadap manfaat vaksin,” ungkapnya.
Rahmat menyampaikan, cara ini dilakukan lantaran masih ada masyarakat yang meragukan vaksin Covid.
“Tapi kami terus bangun, door to door melalui mobil, pasar, kalau mal sih sudah tersedia sentra vaksin. Saya juga kemarin memerintahkan seluruh stakeholders dan komponen masyarakat yang ada untuk meminta warga masyarakat untuk didorong supaya melaksanakan vaksinasi,” tukas dia.
Ia juga mengatakan jika sempat mengumpulkan para camat dan lurah se-Kota Bekasi beberapa waktu lalu. Hal ini dilakukan untuk koordinasi yang baik dalam menjalankan proses vaksinasi.
“Kita koordinasi juga dengan empat pilar, kita distikerisasi. Kalau tidak distikerisasi, besok lupa. Nah ini (kalau sudah ditempel stiker) kan kelihatan mana yang sudah divaksin,” ujarnya.
Menurutnya. Prokes saat ini juga tidak boleh kendor karena dikhawatirkan adanya gelombang ketiga atau gelombang selanjutnya. Sebab, jika terjadi, saat ini kemampuan petugas sudah sangat terbatas.
“Oleh karena itu saya imbau kepada seluruh masyarakat Kota Bekasi di mana pun Anda berada, tentunya di wilayah Kota Bekasi, bahwa prokes apa yang sudah dinilai oleh BNPB, pada saat itu kami hampir 90 persen terus kami patuhi, menggunakan masker, menyediakan fasilitas untuk cuci tangan, terus jaga jarak, dan membatasi jumlah dalam satu kegiatan di ruang tertutup,” katanya.
“Kalau di ruang terbuka menurut saya tidak masalah, jangan sampai ada nanti klaster-klaster baru seperti pembelajaran tatap muka (PTM). Kami juga tidak mendapatkan laporan kegiatan tersebut jadi klaster,” sambungnya.
Ia bersyukur, apa yang telah diinginkan Pemkot Bekasi seperti mendorong menetapkan QR code (Kode QR) di tempat fasilitas umum terah berjalan.
“Saya bilang ini bukan sebagai syarat terhadap proses layanan tapi ini proses kewajiban. Jadi kewajibannya mesti diselesaikan baru minta haknya,” imbuh dia.
(Mochamad Yacub Ardiansyah)