Pada tahun 1907 perekonomian Amerika tiba-tiba jatuh dalam krisis keuangan, pengangguran meningkat, pasar saham menukik drastis, orang-orang mulai panik, banyak orang mulai mengantri sampai semalaman untuk dapat menarik uang mereka dari bank, jika fenomena krisis ini dibiarkan lebih lama, tentu bisa berakibat fatal bagi perekonomian Amerika.
Sebab akan banyak bank-bank yang harus tutup otomatis, dunia usaha tidak bisa mendapatkan kredit dan jika ini sampai terjadi pelaku usaha tentu akan memecat banyak pekerja dan perekonomian Amerika menjadi semakin ambruk.
Pada saat itu pemerintah Amerika tidak memiliki pengalaman dan cara untuk mengatasi kepanikan tersebut, tidak ada institusi atau hukum yang dapat mengambil tindakan untuk menghentikan penurunan kinerja bank -bank yang sehat jadi ahli-ahli sistem pemerintah yang menyelesaikan tugas menghentikan kepanikan jatuh ke tangan satu orang yaitu JP Morgan, dengan cepat JP Morgan memanggil lusinan pemodal terkemuka di New York ke perpustakaan pribadinya di Madison Avenue.
Pada dasarnya JP Morgan memerintahkan mereka untuk berkontribusi dengan mengumpulkan uang dengan jumlah yang amat besar yang akan digunakan untuk mendukung sistem perbaikan tersebut, kemudian JP Morgan mengurung mereka di dalam perpustakaannya dan menyuruh mereka tinggal di sana sepanjang malam sampai mereka semua menyetujui rencananya.
Sampai akhirnya rencana yang diajukan JP Morgan berhasil, kepanikan atas krisis keuangan pada tahun 1907 pun berakhir, namun beberapa orang berpengaruh di Washington bertanya-tanya. Bagaimana dengan kepanikan berikutnya? Apakah seluruh rakyat Amerika benar-benar ingin nasib perekonomiannya hanya bergantung pada satu orang kaya di New York?
Akhirnya Senator Nelson Aldrich selaku ketua komit keuangan senat Amerika memutuskan bahwa hal ini memanglah sebuah masalah, Sang Senator tahu ada sesuatu yang bisa dilakukan bangsa Amerika agar tidak lagi bergantung pada satu pihak untuk mengakhiri kepanikan atas krisis perekonomian, dan sang Senator pun paham krisis keuangan tentu bukan hanya dialami oleh Amerika, tetapi seluruh negara-negara di dunia dan ada satu ide yang kuat dalam kepala sang Senator yaitu bank .
Pada tanggal 23 November di tahun 1910 pada suatu malam sekelompok orang yang paling berpengaruh dalam finansial dunia satu persatu ke stasiun kereta api di New Jersey di stasiun New Jersey itu mereka akan menemukan gerbong pribadi atas nama mereka masing-masing yang dipasang di bagian belakang kereta arah ke selatan ada enam bangkir dalam kereta dari New Jersey menuju Georgia.
Keenam orang elit bangkir ini adalah nilson Aldrich Frank vanenderlip Benjamin strong Henry Davidson Charles Norton dan Abby Andrews untuk menunjukkan seberapa berpengaruhnya keenam orang ini dalam keuangan dunia adalah dengan menunjukkan fakta bahwa keenam orang ini pada saat itu adalah orang-orang yang memiliki kekayaan seperempat dari kekayaan yang ada di dunia.
Undangan pertemuan dan rencana keberangkatan ini diatur semua oleh Aldrid, sang Senator, bahkan untuk menyembunyikan identitas agar tidak menarik perhatian publik. Aldrid menyuruh para bankkir untuk datang dengan berpakaian dress as a Duck Hunter atau berpakaian seperti pemburu bebek dan hanya memanggil satu sama lain hanya dengan nama depan mereka dalam kereta.
Para bangkir itu menuju ke jakckal Island, suatu klub yang mewah dilepas pantai Georgia. Tempat ini bukanlah tempat sembarangan pada tahun 1904, majalah munsi menggambarkan Jackel Island sebagai klub terkaya paling eksklusif dan paling sulit diakses di dunia, tidak heran semenjak didirikan pada tahun 1886 Jackel Island memang dibuat secara khusus untuk menjadi eksklusif dan hanya bisa dikunjungi oleh anggota klub dan tidak sembarang orang bisa menjadi anggota klub.
Diantara keanggotaan khusus itu ada nama-nama elit seperti JP Morgan Marshal Field dan William kissam venderbil One. Di Jeckle Island inilah keenam bangkit ini melakukan rapat yang sangat rahasia dan eksklusif saking eksklusif dan rahasianya pertemuan ini.
Masyarakat luas baru mengetahui adanya pertemuan ini sekitar tahun 1930-an dikabarkan pertemuan yang menyusun rencana untuk merombak sistem perbankan ini membutuhkan waktu sampai 9 hari mereka membicarakan tentang Bank Sentral.
Namun mereka juga tahu Bank Sentral bukanlah penemuan baru. Sebab negara-negara di Eropa sudah lebih dulu memiliki bank sentral dan ketika terjadi kepanikan perekonomian, bank sentral pada dasarnya melakukan apa yang dilakukan JP Morgan di Amerika menjadi pilihan terakhir dengan bertindak sebagai pemberi pinjaman bagi bank-bank.
Namun tetap saja, dalam pertemuan tersebut mereka terus mempertimbangkan kedua kata penting dalam rencana-rencana mereka. Kedua kata itu adalah pusat dan bank. Kedua kata ini dalam sepanjang sejarah Amerika bukan lah kedua kata yang populer, untuk itu Bank Sentral membuat mereka ragu dan menimbulkan rasa tidak percaya diri.
Selain itu keenam orang bankkir ini sadar banyak orang Amerika akan menganggap Bank Sentral dapat menjadi terlalu kuat dan bisa terlalu berpengaruh dalam perekonomian Amerika, jadi mereka menemukan solusi klasik Amerika yaitu, mereka memutuskan Amerika harus membentuk banyak Bank Sentral kecil yang tersebar di seluruh negeri.
Dan, di hari keesembilan di awal bulan Desember pada tahun 1910-an lah keenam orang paling berpengaruh dalam keuangan dunia sepakat untuk menciptakan The Federal Reserve System kemudian diajukan sebagai institusi atau sistem atas tanggapan kepanikan keuangan yang pernah terjadi di Amerika khususnya pada tahun 1907.
Sebab sebelum itu Amerika menjadi negara satu-satunya kekuatan keuangan utama yang tidak mempunyai Bank Sentral namun tetap saja The Federal Reserve System tidak secepat itu diterima. Bahkan dalam beberapa rapat di Kongres, ide ini banyak ditolak oleh para senat.
Kendati demikian, tetap saja ide atas The Federal Reserve sistem terus diperdebatkan diubah-ubah secara signifikan atas permintaan dan akhirnya 3 tahun kemudian tepatnya pada tanggal 23 Desember tahun 1913 presiden Amerika saat itu woodrof Wilson mengesahkan ide The Federal Reserve System menjadi Federal Reserve act atau undang-undang.
Federal Reserve setelah disahkan menjadi undang-undang akhirnya The Federal Reserve System membuat Kantornya di pusat kota New York orang-orang yang menjalankan Def Federal Reserve System disebut dengan board of governors atau dewan gubernur dan keenam orang yang merapatkan ide inilah yang menjadi dewan gubernurnya.
Setelah The Federal Reserve System menjadi institusi legal mereka langsung melaksanakan keinginannya dalam mengontrol pusat sistem moneter untuk meringankan krisis keuangan Amerika. Karena The Federal Reserve System sangatlah independen karena kebijakan yang dibuat tidak harus memperoleh izin maupun persetujuan dari Presiden Amerika.
Untuk itu The Federal Reserve System atau kita mudakan saja namanya dengan bank sentral dunia menjadi kekuatan tunggal yang berdiri di atas kakinya sendiri. Sebab bank sentral dunia ini kekuatannya melebihi politisi pemerintah dan hukum manapun, tidak ada sistem di luar dirinya dapat mengontrol dan mengaudit mereka, bahkan sekali bernegara.
Setahun setelah diresmikan melalui undang-undangFederal Reserve akhirnya Amerika melalui bank sentralnya untuk pertama kali pada tahun 1914 mencetak dolar untuk mata uang satu negaranya. Sebab sebelum adanya undang-undang Federal Reserve, seberdirinya Negara Amerika setiap bank lokal dapat mencetak uangnya sendiri-sendiri.
Misalnya sebagai penduduk California pembayaran sah di kota California adalah dengan uang Dolar cetakan bank nasional San Diego karena sebagian besar pembelanjaan di Amerika pada masa-masa itu sifatnya lokal hanya seputaran California, maka uang terbitan bank nasional San Diego itu akan diterima di toko-toko lokal di California.
Begitu juga dengan New York, bank lokal di New York mempunyai mata uang cetakannya sendiri dari bank lokalnya, untuk itu dolar cetakan bank nasional San Diego di California tidak berlaku untuk menjadi alat tukar di New York sebab pada cetakan uang New York tidak berlaku saat dibelanjakan di California.
Pada masa ini setiap warga kota dan bank lokalnya mempunyai kesepakatan dan kepercayaan sendiri-sendiri atas mata uang yang dicetaknya yang sebagai alat nilai tukar, maka setelah di Federal Reserve System menjadi Bank Central dolar hasil cetakannya resmi dan berlaku untuk semua wilayah Amerika dan di sini jugalah kebohongan tentang uang itu dimulai.
Sebab dari sini uang bisa dicetak hanya melalui angin, dan tidak hanya mencetak The Federal Reserve System dapat meminjamkan hasil dolar yang dicetaknya ke pemerintahan Amerika, entah untuk menyetabilkan ataupun menguatkan perekonomian.
Alhasil melalui sistem mereka, baik pasar maupun saham yang ada di dunia dapat semudah itu dibuat naik ataupun jatuh dengan waktu yang mereka suka, dengan keleluasaan sistem dan kebijakan yang The Federal Reserve System punya keuangan dunia dapat dibuat.
Pada tahun 1914 Perang Dunia 1 pecah, negara-negara yang berpartisipasi dalam perang kebanyakan adalah negara-negara yang masih menggunakan emas untuk standar mata uangnya, khususnya Inggris. Sebab pada tahun-tahun ini, Inggris adalah negara yang paling terdepan untuk menjaga nilai mata uang yang berstandarkan pada emas dan dengan alasan ini jugalah Inggris menjadi pemimpin perekonomian dunia.
Namun selama Perang Dunia 1 berlangsung banyak negara-negara meninggalkan standar emas untuk dapat membayar pembelanjaan militer mereka, ini semua disebabkan karena ongkos perang yang amat tinggi menguras kas negara. Alhasil negara-negara yang meninggalkan standar emas mulai ikut membayar perbelanjaan militer mereka dengan uang kertas.
Karena selama Perang Dunia 1 berlangsung Amerika menjadi pemasok senjata-senjata perang kepada negara-negara yang berperang. Perpindahan mata uang dari berstandarkan emas ke uang kertas pun membuat mata uang di negara-negara tersebut mengalami devaluasi atau penurunan nilai uang, kedua blok yang berperang mengalaminya, baik Prancis, Rusia, Jerman bahkan sampai Turki otoman.
Berbeda dengan Inggris, Inggris dengan teguh tetap berpegang pada standar emas untuk mempertahankan posisinya sebagai mata uang terkemuka dunia, namun setelah 3 tahun perang berlangsung tepatnya pada tahun 1917 Inggris untuk pertama kalinya harus meminjam uang pada Amerika untuk biaya perang.
Sebab dalam Perang Dunia 1, Amerika pun menjadi pemberi pinjaman bagi banyak negara dengan cara memberikan obligasi atau surat pinjaman yang berdominasi nilai mata uang Dolar Amerika.
Akhirnya sampai pada tahun 1919 Inggris menyerah pada standar emas untuk menjaga mata uangnya ,akibat keterpaksaan kebijakan ini rekening perdagangan internasional berbasiskan mata uang posterling hancur bersama dengan itu dolar Amerika lah yang menggantikan posterling sebagai cadangan mata uang dunia.
Beberapa dekade berselang perang dunia kembali pecah, tentu sebelum memasuki perang dunia kedua pada tahun 1939 Amerika sudah berperan menjadi negara yang amat penting di dunia. Amerika berperan sebagai pemasuk senjata dan barang perang lainnya bagi negara-negara sekutu, di tahun-tahun ini, sebagian pembayaran dari negara-negara masih membayar dengan emas. Alhasil menjelang perang dunia kedua selesai, Amerika menjadi milik emas terbanyak dengan dominasi Amerika atas kepemilikan emas menjadikan kebijakan standar emas tidak mungkin lagi dilakukan karena negara-negara lain di dunia termasuk Inggris telah menghabiskan emas sebagai cadangan kas negara.
Mengetahui fakta peralihan atas emas kepada uang kertas tidak terelakan pada tahun 1944 delegasi dari 44 negara sekutu bertemu di Bretonwood New Hampshire, pertemuan internasional ini membahas pengembangan sistem pengelolaan devisa atau alat pembayaran luar negeri yang resmi dalam perdagangan internasional.
Pembahasan devisa ini juga bertujuan untuk tidak merugikan negara manapun dalam perdagangan internasional. Setelah rapat panjang dilaksanakan, perjanjian Brathon Woods pun diputuskan dengan 44 negara menyepakati untuk penobatan US Dollar sebagai World reserve currency atau bahwa mata uang dunia tidak lagi dikaitkan dengan emas, tetapi mengaitkan pada dolar Amerika.
Perjanjian ini menetapkan otoritas De federa Reserve System atau bank sentralnya Amerika berwenang mempertahankan dan mematok nilai tukar dolar Amerika dengan uang lain yang ada di seluruh dunia, begitupun negara-negara lain di dunia dalam perjanjian ini negara-negara lain dapat memakai nilai tukar uang mereka dengan dolar Amerika ketimbang emas.
Pertanyaannya Apa hubungannya jawabannya sederhana dari sistem Federal Reserve lah bank-bank Sentral yang ada di setiap pemerintah negara di dunia meniru sistem Federal reserve-nya Amerika, mulai dari European Central Bank sampai Bank Indonesia dan sampai riset ini kami buat hanya ada tiga negara di dunia yang tidak meniru sistem Federal Reserve act dan tidak memiliki bank sentral dalam negaranya yakni Iran, kuba, dan Korea Utara.
Korelasi sederhana dari perjanjian Britain Woods US Dollar resmi menjadi mata uang dunia bank-bank Sentral yang ada di setiap negara mulai dari Rupiah, Yen Euro, dan apapun uang yang ada di dunia semua dikaitkan dengan nilai mata uang Dolar Amerika.
Untuk menjaga currency ini, diciptakanlah Brattonwoods Agreement System yang berarti setiap uang us dolar, ada emas yang menjamin di belakangnya. Semua ini hanya karena Amerika adalah negara yang memegang cadangan emas terbesar pada saat itu.
Setelah perjanjian ini ditetapkan, ahli-ahli cadangan negara adalah emas banyak negara mulai membeli us treasury atau surat-surat berharga dari departemen keuangan Amerika yang menurut mereka adalah cara lebih aman untuk menyimpan kas negara.
Namun dalam perjanjian Brathen Woods tetap dilakukan patokan yang tetap bahwa 35 USD setara dengan 1 Troy Ce atau setara 31 gram emas dari kebijakan ini currency atau nilai mata uang memang menjadi terjamin kestabilannya, kendati kestabilan itu tidak berlangsung lama, karena pada tahun 1971 keuangan Amerika babak belur.
Banyak faktor yang melatar belakanginya, salah satu faktor terbesarnya adalah pembiayaan perang Vietnam yang membuat perekonomian Amerika menjadi hancur-hancuran. Alhasil, untuk menutupi defisit negara, Bank Sentral Amerika mencetak dolar dan membanjiri pasar dunia dengan dolar Amerika. Karena USD membenciri pasar internasional, otomatis nilai mata uang dolar menurun yang juga berdampak langsung pada nilai mata uang negara-negara lain khususnya pada kas negara.
Untuk itu negara-negara di dunia pun meningkatkan kekhawatirannya akan stabilitas nilai mata uang dolar, dan banyak negara juga langsung membelanjakan dolar amerikanya untuk membeli emas dan menggantikan kembali cadangan kas negaranya dengan emas.
Atas kepanikan dan kekhawatiran ini pun permintaan emas langsung meningkat tinggi dengan meningkatnya inflasi dan penurunan harga dolar untuk kepentingan pribadi Amerika. Pada tahun 1971 presiden Amerika saat itu yaitu Richard Nixon terpaksa melakukan intervensi dalam pengendalian pasar valuta asing dan memutuskan untuk mengakhiri konvertibilitas dolar terhadap emas.
Sederhananya mulai pada tahun 1971 mata uang dolar Amerika tidak lagi memiliki jaminan emas, apa dampaknya kestabilan nilai mata uang langsung terancam dan nilai tukar pun menjadi mengambang sebab atas keputusan intervensi presiden Nixon yang menyatakan US dollar tidak lagi menyetandarkan nilainya pada emas pemerintah Amerika seperti meminta atau tepatnya memaksa kepada seluruh negara-negara di dunia untuk percaya saja pada Amerika dengan us dolararnya.
Karena setelah keputusan itu diambil bank sentral di dunia ke depannya akan dapat mencetak dan mengedarkan us dolar yang berasal dari ruang hampa tanpa adanya jaminan aset atau emas yang jumlahnya memadai dan terbatas, dan inilah sistem keuangan yang sampai terjadi hari ini ingat Bank Sentral dunia ada di Amerika dan mereka dapat mencetak US Dollar sesuka mereka.
Jadi kalian bisa bayangkan seperti apa pada tahun 2021 10% us dolar yang beredar di pasar dunia dicetak hanya 1 tahun oleh Bank Central Amerika, dalam 1 tahun itu diperkirakan perekonomian Amerika mencetak 10 triliun dolar. Sebagai gambaran jumlah ini kurang lebih 10 kali lebih besar dari perekonomian Indonesia.
Atas kebijakan ini dan bersamaan dengan krisis ekonomi mata uang dunia menjadi lemah karena pasar dunia tiba-tiba dibanjiri oleh mata us dolar atas kesewenang-wenangan Amerika itulah banyak negara-negara besar lainnya seperti Rusia, China, bahkan negara-negara kaya di Timur Tengah mulai beralih untuk tidak menggunakan dolar dalam kesepakatan dagangnya.
Untuk hal ini tentu benua Eropa sudah mengantisipasinya terlebih dahulu melalui perjanian pada tanggal 7 Februari 1992, namun mencapai puncaknya mulai pada tahun 2002 menyatakan bahwa seluruh negara di benua Eropa sepakat untuk menyeragamkan uang resminya dengan memakai mata uang Euro, kesepakatan ini dikenal sebagai the Treaty on European Union mata uang Euro yang dipakai oleh seluruh negara Eropa.
Tertujuan untuk mendorong pertumbuhan stabilitas nilai mata uang dan khususnya adalah integrasi perekonomian di Eropa. Nah sekarang pertanyaan esensialnya, apa yang menentukan nilai mata uang atau jika kita ingin sedikit berfilsafat, mengapa manusia menciptakan uang? dan kenapa harus uang ?
Adakah alasan khusus kenapa uang yang dipilih dalam menentukan nilai, kenapa tidak benda-benda alam? untuk menjawab itu hal, yang paling tepat adalah dengan berkaca pada sejarah pada awal peradaban manusia belum mengenal uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Manusia menyadari bahwa kebutuhan tidak dapat dicukupi sendiri dan adanya keterbatasan alat pemuas kebutuhan ketika menghadapi kondisi seperti itu manusia berupaya memperbanyak ragam alat pemuas kebutuhan dengan jalan melakukan pertukaran.
Pada tahap awal, manusia melakukan pertukaran antara barang dengan barang dari masyarakat yang saling membutuhkan akibatnya munculah sistem barter yaitu, barang yang ditukar dengan barang barter adalah pertukaran atas suatu barang terhadap jenis barang yang lain.
Barter juga menjadikan manusia lebih selektif dalam mendapatkan barang sehingga kualitas barang bisa terjaga dengan baik, sistem barter dapat pula menipiskan kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin dalam kehidupan. Sebab dalam suatu pertukaran dengan menggunakan cara barter ini harus dipenuhi syarat berupa adanya kesamaan keinginan dari pihak yang terlibat barter.
Nah, menyamakan keinginan dari pihak-pihak yang terlibat barter ini tidaklah mudah sehingga adanya kesamaan keinginan ini sekaligus menjadi hambatan yang terjadi dalam transaksi dengan menggunakan cara barter.
Untuk mengatasinya kesulitan yang timbul pada perdagangan barter, tentu manusia saat itu memiliki pemikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar alat tukar, inilah yang kemudian dikenal sebagai uang benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum, benda-benda yang dipilih bernilai tinggi atau sukar diperoleh, atau memiliki nilai magis dan mistik, atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari.
Sejarah uang pun terus berkembang karena sistem barter menuai banyak kendala dalam penerapannya akhirnya pada masa itu manusia mulai menerapkan barang dasar yang hampir semua orang miliki sebagai standar pembayaran barang dasar yang dimaksud di antaranya seperti, garam, teh, tembakau, dan biji-bijian.
Namun seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 9000 hingga 6000 sebelum Masehi uang komoditas tidak lagi dalam bentuk benda-benda kecil, melainkan berubah menjadi hewan ternak. Lalu saat budaya pertanian muncul, uang komoditas mulai bergeser lagi dalam bentuk produk pertanian seperti gandum, sayuran, dan tumbuhan lain.
Kemunculan uang pertama di peradaban manusia masih diperdebatkan, karena ada beberapa versi yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Jack witherford dalam buku History Of Money misalnya, mendukung pendapat yang mengatakan bahwa uang pertama kali diciptakan dan digunakan oleh bangsa atau orang-orang dari kerajaan Lidia bangsa Lidia diperkirakan pernah hidup di kawasan yang kini menjadi wilayah Turki uang pada masa ini konon berwujud koin dengan gambar singa yang mengaum.
Wonderford meyakini bahwa orang-orang Lidia sudah mengenal uang dan memakainya sebagai alat tukar sejak sekitar tahun 1000 sebelum masehi, Donald B Clan punya versi yang berbeda dalam buku rationality and human behavior, Clan menyebutkan mata uang koin pertama kali ditemukan pada 6.000 tahun lalu di wilayah yang kini berdiri negara Turki, namun Kin tidak menyebut Bangsa Lidia seperti keyakinan Weatherford.
Sering berjalannya waktu muncul pula, uang yang dibuat dari kertas beberapa sejarawan meyakini uang kertas mulai digunakan di kerajaan China pada tahun 100 masehi, berabad-abad berselang bangsa-bangsa Eropa baru mengenal jenis uang ini, itupun setelah Marco Polo, sang penemu benua Amerika, baru pulang berpetualang dari China.
Namun jika ditanyakan sejak kapan manusia menggunakan perantara sebagai alat tukar untuk memenuhi kebutuhan manusia, itu dapat ditelusuri sejak 1200 sebelum Masehi. Ketika itu, beberapa mata uang yang paling awal adalah benda-benda dari alam contoh yang terkenal adalah kerang Kori, tentu pilihan ini adalah pilihan acak.
Sifatnya seperti pemilihan bahasa yang sifatnya arbitret, atau sesukanya. Namun dasarnya tetap adalah kesepakatan dan kepercayaan namun manusia pada masa itu memilih kerang jelas mempunyai alasan tersendiri, kerang-kerang ini memiliki sejumlah keunggulan ukurannya serupa kecil dan Tan lama meskipun moluska yang menghasilkan kerang ini ditemukan di Kepulauan Maladewa di perairan sisir Samudera Hindia dan Pasifik.
Perluasan perdagangan membuat beberapa negara Eropa menerima kerang Kauri sebagai mata uang dan menamainya wampum, kerang dalam bentuk wompum adalah manik-manik kerang yang berbentuk tabung yang digunakan sebagai uang oleh penduduk asli Amerika.
Mata uang lain yang berasal dari alam adalah gigi ikan paus, yang digunakan oleh orang Fiji, dan orang-orang di Pulau Yap sekarang bagian dari mikronesia, mengukir cakram batu kapur besar yang akhirnya menjadi mata uang dan sampai sekarang bertahan menjadi bagi dari budaya pulau tersebut.
Beberapa ratus tahun kemudian manusia pun menjadi semakin maju dan berevolusi, begitu juga dengan alat tukar yang dipakai pada tahun 600 sebelum masehi, kulit.
Dari kulit binatang mulai menjadi alat tukar mata uang Romawi kuno pada masa awal dilaporkan menggunakan jenis uang ini, uang kulit juga ditemukan di daerah-daerah seperti kartago dan wilayah yang sekarang dikenal sebagai Prancis.
Wilayah Rusia pun diayakini telah menggunakan uang kulit pada masa pemerintahan pter yang agung Sama halnya dengan Kaisar Tiongkok Hudi yang berkuasa pada tahun 141 sebelum masehi, Kaisar Tiongkok ini membuat mata uang Dari Kulit Rusa putih hasil dari koleksi pribadinya.
Uang kulit ini diberi pinggiran dan diasi dengan desain yang rumit. Meskipun tidak lagi digunakan, uang kulit mungkin telah meninggalkan warisan yang abadi.
Beberapa orang percaya bahwa uang kulit memunculkan penggunaan bak sebagai bahasa gaul untuk dolar bersama dengan uang kulit uang logam pun mulai dipakai untuk menjadi alat tukar, menurut banyak sejarawan pada masa abad ke-7 sampai 6 sebelum masehi, kerajaan Lidia yang sekarang adalah negara Turki telah mengeluarkan koin pertama yang diatur peredarannya koin-koin ini muncul pada masa pemerintahan raja alyates yang berkuasa dari tahun 610 sampai 560 sebelum masehi.
Uang koin ini terbuat dari elektrum campuran alami emas dan perak berbentuk kasar seperti kacang koin-koin ini menampilkan simbol kerajaan Yani singa Putra aliates yang bernama kroisus yang melanjutkan pemerintahan mulai dari tahun 60 sampai 546 masehi memutuskan untuk mereformasi mata uang kerajaan dengan memperkenal koin perak dan koin emas.
Tidak lama kemudian mata uang semacam itu mulai muncul di tempat dan kerajaan-kerajaan lain setelah berevolusi dari barang yang ditemukan dari alam seperti kerang logam dan kulit binatang. Manusia mendapatkan kemajuannya lagi dalam kesejarahan uang sebagai alat tukar dengan mengalami kemajuan dengan mulai menggunakan uang kertas, mengingat kertas secara luas diyakini berasal dari China maka sudah sepantasnya negara china-lah yang memperkenalkan mata uang kertas.
Inovasi ini secara luas diperkirakan terjadi pada masa pemerintahan dinasti Tang pada tahun 100 masehi, namun jika kita merujuk sejarah pembuatan uang kertas sebenarnya sudah dimulai dilakukan sebelum masa Dinasti Tang, tetapi gagal karena sulit menemukan bahan kertas yang tahan lama.
Barulah, saat dinasti Tang berkuasa seseorang bernama Sa Lun berhasil menciptakan kertas dari kulit kayu murbei pada akhir abad ke-18, dan awal abad ke-19 uang kertas telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Namun sebagian besar mata uang ini bukanlah mata uang dalam pengertian tradisional, sebaliknya mata uang ini berfungsi sebagai surat janji untuk membayar sejumlah emas atau perak yang merupakan kunci dalam perkembangan bank.
Pada masa itu uang kertas bukanlah alat yang memiliki nominal, tetapi hanya menjadi bukti kepemilikan emas. Sistem sederhananya, seseorang yang mempunyai emas menukarkan ke bank pemerintah, bank pemerintah pun mencatat dan menyimpannya, dan kemudian bank pemerintah akan mengeluarkan uang kertas yang berisi data kepemilikan emas.
Di bank uang kertas ini juga dikenal sebagai uang iou yang berasal dari bahasa Inggris yaitu aou yang memiliki arti bank berhutang kepada pemilik kertas tersebut sehingga uang kertas yang dikeluarkan bank pemerintah ini dapat dikatakan sama berharganya dengan emas pada saat itu.
Akhirnya pada tahun 1265 pemerintahan China dinasti Song mengesahkan uang kertas sebagai mata uang negara, namun beberapa ratus tahun setelah uang kertas resmi disahkan sebagai alat tukar, badan pemerintahan yang menjalankan pencetakan uang kertas mengalami krisis keuangan karena permintaan pencetakan uang yang sangat tinggi. Akhirnya pada tahun 1450 pemerintahan China kembali menggunakan emas dan perak sebagai mata uangnya dan berlangsung selama hampir 500 tahun berikutnya.
Tidak mengherankan jika mata uang kertas memiliki sejumlah masalah, sebab mata uang yang diterbitkan berdasarkan Fiat atau keputusan pemerintah yang berdaulat membuat negara-negara dapat menerbitkan uangnya sesuka hati dan beberapa negara melakukannya dan masih melakukannya yang berpotensi membuat mata uang tersebut menjadi tidak berharga.
Hal ini menjadi masalah sehingga pada tahun 1821 Inggris yang saat itu menjadi pemimpin dalam keuangan internasional memperkenalkan standar emas dalam sistem moneter ini unit standar mata uang biasanya disimpan dengan nilai emas dalam jumlah yang tetap yang meningkatkan, kepercayaan dalam perdagangan internasional dengan mencegah pemerintah menerbitkan mata uang secara berlebihan.
Pasti yang menjadi pertanyaan di kepala banyak orang, kenapa tidak setiap negara mencetak uang saja dengan sebanyak-banyaknya?
Tentu saja setiap negara memang mempunyai wewenang untuk mencetak menamai dan memberikan nilai pada setiap cetakan uangnya, tapi jika pertanyaannya kenapa negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya, entah dengan alasan untuk membantu perekonomian atau mensejahterakan rakyatnya.
Namun mencetak uang dengan sebanyak-banyaknya, bukanlah solusi tepat dalam sistem perekonomian dunia sekarang. Malahan, bisa membuat perekonomian semakin kacau, sebab Jerman pernah melakukannya begini ceritanya saat itu perang dunia kesatu pecah, Jerman menjadi salah satu negara yang ikut serta dan atas keikut sertaannya, Jerman mengalami krisis ekonomi yang parah.
Untuk mengantisipasi krisis ekonomi, pemerintah Jerman saat itu melalui bank sentralnya memutuskan untuk mencetak uang dengan jumlah uang yang amat banyak, naas, bukannya membantu taraf hidup perekonomian rakyatnya, keputusan itu malah membuat boomerang yang membuat perekonomian Jerman semakin terperosok jatuh lebih dalam.
Mengapa bisa demikian? sebab peredaran uang yang banyak membuat nilai mata uang tersebut jadi berkurang khususnya jika dibandingkan dengan mata uang negara lain selain itu karena pasar dibanjiri oleh peredaran uang, otomatis harga harga barang ikut meningkat drastis, juga ingat hukum ekonomi dasar adalah supply and demand atau penawaran dan permintaan.
Jadi, jika pemerintahan atau pengusaha di suatu negara akan mengekspor atau mengimpor barang otomatis membutuhkan lebih banyak uang, begitu juga untuk memenuhi kebutuhan lokal di masyarakat. Masyarakat harus bekerja ekstra untuk mendapatkan lebih banyak uang, karena jika biaya produksi meningkat, tentu harga barang-barang juga ikut meningkat, dan perusahaan pun harus bertahan ekstra dalam mendapatkan bahan bakunya karena harga ikut melambung tinggi.
Dan jika perusahaan tidak dapat mengikuti perkembangan, tentu akan mengalami kebangkrutan, karena permintaan dan penawaran yang tidak seimbang. Andaikan perusahaan tidak mengalami kebangkrutan, tentu perusahaan akan mengefisienkan keuangan, salah satu efisiensi cepat yang akan diambil perusahaan pasti pengurangan karyawan, dan jika ini terjadi akan membuat fenomena PHK besar-besaran dan membuat lebih banyak angka pengangguran.
Jika hal ini tidak bisa diatasi dengan baik maka akan memincu berbagai rentetan kekacauan lainnya, salah satunya menajamkan kesenjangan sosial. Sebab jika keadaan menjadi seperti tidak terkontrol dengan harga-harga barang yang naik, golongan kaya akan tetap bisa membeli dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara golongan miskin semakin susah memenuhi kebutuhan hidupnya, dan jika ini terjadi, golongan miskin akan marah, karena keadaan tidak adil baginya.
Hal ini akan berdampak pada ketidakstabil dalam suatu negara, tentu akan ada demonstrasi di mana-mana terjadi kerusuhan dan kriminalitas akan meningkat dan merajelela. Indonesia pernah mengalaminya di tahun 1998, Sri Lanka pernah mengalaminya di tahun 2022, atau jika mau mengambil contoh ekstrem tentu ada di negara Zimbabwe dimana mengalami hyperinflasi pada tahun 2008 membuat uang-uang yang beredar banyak sampai tidak berlaku dan tidak memiliki nilai.
Orang-orang di Zimbabwe memiliki banyak uang tapi tidak mampu membeli barang, bahkan saat itu Zimbabwe sampai mengeluarkan satu lembar uang dengan nominal 100 triliun dolar, namun tetap saja itu tidak memiliki harga beli apapun atas sebab saling terkoneksi dan saling mendominasi dari sistem nilai mata uang, dari bank sentralah mencetak uang sebanyak-banyaknya dari suatu negara bukan menjadi solusi yang tepat untuk menguatkan perekonomian atau mensejahterakan rakyat.
Mmencetak uang sebanyak-banyaknya malah membuat perekonomian dan kestabilan suatu negara menjadi terancam dan untuk tambahan informasi, uang yang dicetak dan beredar di masyarakat baik itu uang kertas, logam, ataupun virtual itu jumlahnya hanya 3% dari total uang yang ada.
Sebab 97% sisanya tersimpan dalam bentuk digital di jaringan komputer sistem bank sentral, untuk itu uang adalah manifesti, kepercayaan umat manusia untuk itu jugalah barangkali bahasa resmi uang adalah Fiat dan dalam bahasa Latin Fiat itu memiliki kesamaan arti, let it be down atau bahasa sederhananya seperti adanya atau jika dikalimatkan Bank Sentral seperti ingin bilang itu uang dan sudah percaya saja, jika itu uang sekali lagi sistem keuangan kita kuncinya adalah kepercayaan dan kesepakatan, baik setelah kalian mengetahui sejarah keuangan dan sistem keuangan sekarang.
Mungkin sekarang kalian bisa paham pernyataan kontroversial dari Henry Ford yang menyatakan, untungnya masyarakat tidak mengerti tentang konsep perbankan, dan sistem moneter, karena jika mereka mengerti, saya percaya akan ada revolusi besok pagi !
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.