Kenaikan Harga Sembako Jadi Perhatian Dani Ramdan di Bekasi

  • Bagikan
Warung toko sembako
Warung toko sembako

Pemerintah Kabupaten Bekasi berupaya menyiasati imbas kenaikan harga sejumlah barang-barang kebutuhan pokok.

Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan menjelaskan pihaknya telah melakukan pembahasan dengan pemerintah pusat.

Dani mengatakan lonjakan harga disebabkan karena tingginya inflasi yang terjadi di seluruh wilayah di Indonesia.

“Ya kami kemarin sudah di-briefing dalam tim penanggulangan inflasi, karena Kenaikan harga telur, daging dan lainnya akibat inflasi yang cukup tinggi,” kata Dani saat dikonfirmasi, Selasa (30/8/2022).

Untuk mengatasinya, Dani mengatakan telah diberi restu oleh Kementerian Dalam Negeri untuk menggelontorkan dana belanja tidak terduga (BTT) yang selama ini digunakan untuk biaya penanggulangan Covid-19.

“Kami sudah menerima undangan oleh Mendagri bisa menggunakan dana BTT. Yang penting diberi kewenangan BTT untuk itu,” tuturnya.

Salah satu strategi yang akan dilakukan pihaknya adalah memberikan bantuan secara langsung kepada masyarakat yang dananya bersumber dari anggaran BTT.

Pemerintah daerah nantinya akan alokasikan anggaran BTT untuk membuat berbagai program yang langsung menyentuh masyarakat.

“Misalkan membantu distribusi ataupun subsidi terhadap masyarakat yang kurang mampu atas kenaikan bahan bahan pokok ini. Sedang kami kaji apa saja yang perlu di di distribusikan sehingga masyarakat dapat menjangkau harga-harga kebutuhan pokok,” ucap Dani.

Selain itu, kemungkinan besar pihaknya juga akan menggelar operasi pasar murah di sejumlah wilayah sehingga masyarakat bisa membeli barang-barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

“Bisa saja kaki gelar pasar murah. Atau mungkin kami membeli barang dari Kabupaten/Kota lain yang stoknya masih banyak, sedangkan di sini minim,” tuturnya.

Pembelian telur ayam berkurang

Imbas kenaikan harga telur ayam dirasakan oleh para pengecer yang biasa berjualan di area perumahan. Hal itu dikatakan oleh Ari (43) seorang pengusaha agen telur ayam di Pasar Tambun, Kabupaten Bekasi.

Ia mengatakan banyak pengecer yang terpaksa tak melakukan pembelian telur ayam dalam jumlah banyak dikarenakan khawatir membusuk.

“Pengecernya pada ngeluh, jadi ngurangin pembelian gara-gara harganya di tingkat agen sudah melonjak jauh,” ucap Ari di lokasi.

Sebelum harganya naik pada dua pekan lalu, telur ayam dijualnya seharga Rp20-22 ribu per kilogram. Kenaikan yang terjadi di setiap harinya menyebabkan harganya kini menembus Rp32 ribu per kilogram.

Selisih harga yang sangat signifikan menyebabkan pengecer berpikir dua kali apabila membeli telur ayam dalam jumlah yang banyak.

“Kalau dulu saya jual Rp20 ribu, di pengecer jualnya Rp22-24 ribu, masih banyak yang beli. Nah sekarang kalau harganya di saya sudah Rp31 ribu, mereka mau jual berapa? Terlalu mahal kalau jualnya Rp34 ribu, peminatnya pun berkurang,” tuturnya.

Alhasil, pembelian telur ayam semakin menurun. Stok barang yang lambat laku membuat Ari semakin lama melakukan pemesanan kembali kepada distributor.

“Langganan saya jadinya ngurangin jumlah pembelian, jadi stoknya numpuk di agen. Biasanya saya pesan barang lagi cuma per dua hari. Sekarang bisa empat sampai lima hari,” keluh Ari.

  • Bagikan