Niat Lanjutkan Kuliah S-3 di Filipina, Dosen di Bekasi Malah Jadi Korban Dugaan Penipuan

Ilustrasi penipuan
Ilustrasi penipuan

Seorang dosen bernama Aloysius Bernanda Gunawan (46) diduga jadi korban penipuan oleh seorang pria berinisial BTC dengan modus melanjutkan sekolah Strata-3 (S3) ke Filipina.

Korban bercerita, aksi dugaan penipuan itu terjadi ketika ia ingin melanjutkan sekolah doktoral di media sosial di November 2023. 

Ketika mencari informasi itu, Aloysius melihat iklan di media sosial Instagram dengan penawaran cukup menarik.

“Saya lagi cari informasi tentang doktoral, jadi iklan pada masuk. Terus, di situ (Instagram), saya kontak nomornya,” cerita korban kepada wartawan, Senin (16/4/2024).

Usai mengontak nomor yang tertera, admin di Instagram lalu memasukkan Aloysius ke sebuah WhatsApp grup. Di sana, ia menemukan banyak informasi menarik.

Tak berselang lama setelah masuk dalam WhatsApp grup, penyedia program pendidikan itu mengadakan sebuah seminar di bilangan Bekasi.

Dalam seminar yang digelar, penyedia program turut mengundang pembicara dari Philiphines Women University (PWU) atau kampus yang rencananya akan dituju oleh korban.

“Ada juga dari alumni angkatan pertama atau kedua, empat atau tiga orang. Selain seminar, ada penyerahan ijazah yang alumni itu,” jelas dia.

Untuk meyakinkan diri mendaftar, Aloysius lalu mengecek semua keabsahan seminar yang digelar. Setelah dicek dan memastikan tidak ada masalah, korban akhirnya memutuskan diri untuk mendaftar.

Di bulan Desember 2023, Aloysius lalu mendaftar dan masuk ke gelombang 5.

“Akhir Desember, saya dikejar untuk bayar, kalau sampai 31 Desember tidak bayar, 1 Januari sudah harga normal,” kata Aloysius.

“Karena harga normalnya itu Rp 60 jutaan, sementara di website PSU itu sekitar Rp 86-90 juta, sama dia diiming-imingi beasiswa, beasiswa parsial katanya, jadi cuma bayar Rp 30 juta,” ucap dia lagi.

Merasa berkesempatan melanjutkan pendidikan dengan biaya murah, ia akhirnya membayar Rp 30 juta. 

Uang itu ia bayar dengan sistem pembayaran dua kali, yakni di tanggal 14 dan 18 Desember 2023. 

Setelah membayar, lanjut Aloysius, ia dibuat curiga karena pada bulan Januari, korban tak kunjung mendapat kepastian kapan dirinya akan berangkat ke Filipina.

Kecurigaan juga timbul karena ada puluhan orang yang juga mendaftar program doktoral dan bahkan penyedia program mengalihkan dirinya ke kampus Asian University International (AUI) di Malaysia.

“Di situ kami mulai pada komplain. (Total korban) 207 orang. Dari berbagai daerah, saya sempat tanya, ada yang dari Aceh, Medan, bahkan Papua, Manado hingga Kalimantan,” imbuh dia.

Merasa ditipu, Aloysius akhirnya memilih membuat laporan ke polisi.

Dihubungi terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus membenarkan laporan dugaan penipuan program pendidikan tersebut.

Ia menuturkan, laporan korban sudah berjalan dan tengah didalami penyidik.

“Iya benar korban sudah buat laporan, akan diperiksa pelapor dan saksi-saksi,” ucap Firdaus.

“Minggu ini pelapor akan diperiksa, karena kemarin laporannya dibuat sebelum Lebaran,” jelas dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *