Sebanyak lebih dari 70 ribu Kepala Keluarga (KK) di Kota Bekasi akan menerima bantuan pangan berupa beras dari pemerintah pusat pada akhir tahun ini.
Bantuan tersebut merupakan bagian dari distribusi cadangan pangan pemerintah yang bertujuan untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga bahan pokok menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan, dan Perikanan (DKPPP) Kota Bekasi, Herbert Panjaitan, menjelaskan bahwa setiap KK akan mendapatkan 10 kilogram beras.
Total bantuan ini akan mencakup sekitar 75 ribu KK di seluruh Kota Bekasi.
“Program ini merupakan upaya pemerintah untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat di tengah stabilitas harga bahan pokok yang masih terjaga,” ungkap Herbert dikutip, Kamis (12/12/2024).
Menurut data dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin), harga bahan pokok di pasar Kota Bekasi saat ini relatif stabil.
Meski demikian, pemerintah tetap melakukan antisipasi terhadap kemungkinan lonjakan harga menjelang libur panjang akhir tahun.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan Kota Bekasi pada bulan November tercatat sebesar 1,84%. Makanan menjadi salah satu sektor yang turut mengalami inflasi.
Menanggapi hal ini, pihak DKPPP Kota Bekasi memastikan bahwa stok pangan di wilayah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama periode Nataru.
Selain beras, Pemkot Bekasi juga menyalurkan bantuan berupa mi instan dan minyak goreng kepada 50 KK di setiap kelurahan.
Total distribusi cadangan pangan pemerintah daerah sebanyak 14 ton beras, yang diharapkan dapat membantu mengurangi beban masyarakat di tengah potensi kenaikan harga.
Anggota Komisi III Dewan DPRD Kota Bekasi, Saifuddaulah, mengingatkan agar pemerintah terus menjaga ketersediaan pangan dan menghindari kelangkaan yang dapat memicu kenaikan harga.
Ia juga mengusulkan evaluasi terhadap pelaksanaan Nataru tahun-tahun sebelumnya untuk memastikan ketersediaan pangan yang memadai.
“Pemerintah harus terus menjaga stabilitas harga dan memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga, salah satunya melalui distribusi bantuan sosial dan operasi pasar,” ujarnya.
Saifuddaulah menambahkan, penurunan tingkat inflasi akan berpengaruh positif terhadap daya beli masyarakat, sehingga dapat mengurangi dampak kenaikan harga bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.
Dengan langkah-langkah antisipasi ini, diharapkan Kota Bekasi dapat menghadapi periode Nataru dengan lebih baik, tanpa terganggu oleh lonjakan harga yang berlebihan.
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.